KOMENTAR

KEJELIAN seseorang dalam melihat peluang bisnis, rupanya sangat menentukan berjalannya bisnis tersebut. Inilah yang dirasakan tiga pendiri Pisang Arty, yaitu Yoga Prayoko, Rifa Hadi, dan Andreas.

Melihat begitu banyaknya konsumen pisang goreng, ketiga lelaki ini memutuskan untuk berbisnis pisang goreng. Namun, pisang goreng yang mereka tawarkan bukanlah pisang goreng biasa. Terbukti, hasil penjualan Pisang Arty dapat menembus omset hingga Rp 350 juta per bulannya.

"Kita mendirikan usaha ini sebenarnya tanpa sengaja. Awalnya, kita lihat adanya potensi besar dari usaha pisang goreng tersebut. Kemudian kita survei tempat dan ke UMKM pisang. Nah, di sinilah titik awalnya, di mana kita mendapat banyak ilmu dari para UMKM tersebut," kata Rifa dalam Bincang Usaha RMOL.id, Rabu (20/1).

Tidak hanya omset yang luar biasa, produsen pisang goreng yang punya tagline "Rajanya Pisang" ini memakai bahan dasar yang tidak sembarangan. Pisang yang dipilih adalah pisang tanduk yang berasal dari Sukabumi, tepatnya di daerah Pelabuhan Ratu, yang memiliki karakteristik yang sangat baik dibandingkan pisang tanduk dari daerah lain dan rasanya tidak asam.

"Kadang kalau pisang tanduk dari daerah lain, kulit luarnya cepat hitam. Atau kalau kelihatannya sudah matang, pas diicip ternyata rasanya asam. Beda dengan pisang tanduk Sukabumi ini," ujar dia.

Untuk menjaga rasa, Pisang Arty digoreng secara dadakan alias made by order. Pemilihan minyak gorengnya pun tidak sembarang, sehingga tidak banyak minyak yang tersisa di pisangnya.

Selain itu, rasa yang ditawarkan pun beragam, sesuai selera konsumen. Ada pisang goreng original, pisang madu, dan pisang bolen.

Pisang Arty bisa dibeli secara online, baik di akun Instagramnya @pisang_sukun_arty, Grabfood, Gofood, dan Tokopedia.

 




Ingin Jadi Individu Sukses, Ini Alasan Mengapa Kita Butuh Dukungan Orang Lain

Sebelumnya

Gen Z dan Upaya Mengatasi Tantangan Sandwich Generation

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family