SEBANYAK 29 warga Norwegia berusia lanjut (lansia) meninggal dunia setelah disuntik vaksin covid-19. Salah satu fakta setelah kejadian tersebut adalah Badan Obat Norwegia (NMA) menyatakan adanya keterkaitan antara vaksin Pfizer-BioNTech dengan kematian tersebut.
Kenyataan ini membuat sebagian besar masyarakat menjadi takut divaksin. Lantaran belum ada jaminan keselamatan setelah vaksinasi.
Menjelaskan hal ini, dr RA Adaninggar, SP Pd seorang edukator kesehatan mengatakan, ada baiknya sebelum melakukan vaksinasi, calon penerima vaksin melakukan medical check up terlebih dulu.
"Di sini pemerintah sudah secara tegas mengatakan, bahwa vaksin covid-19 yang ada di Indonesia adalah untuk usia 18 hingga 59 tahun. Tidak untuk orang dengan penyakit penyerta (komorbid), tidak juga untuk anak-anak dan lansia, serta ibu hamil dan menyusui," ujar Adaninggar dalam Bincang Sehat bersama RMOL.id, Jumat (22/1).
"Sebelum penerima vaksin disuntik, ada beberapa pos yang harus mereka lalui. Pos pertama adalah pemeriksaan kesehatan, kedua wawancara tentang kesehatannya, ketiga hasil dari pemeriksaan dan wawancara, dan meja keempat untuk proses vaksinasi. Namun, petugas hanya sebatas menanyakan saja, tidak melakukan pemeriksaan lebih jauh tentang kesehatan calon penerima vaksin," jelas dia.
Itulah mengapa penting bagi penerima vaksin melakukan cek kesehatan terlebih dulu. Sehingga tahu, apakah ada penyakit penyerta yang diderita atau dalam kondisi sehat dan siap menerima vaksin.
"Sekarang dikembalikan kepada diri sendiri untuk sadar kesehatan. Jika ingin divaksin, segeralah memeriksakan diri apakah sehat dan siap atau ada penyakitnya," ucapnya.
Sebenarnya, jika seseorang memiliki komorbid, jika dalam kondisi stabil, tidak sering kambuh atau tidak sedang kambuh, boleh menerima vaksin. Kondisi ini termasuk untuk penderita penyakit jantung, asma, dan diabetes.
"Sekali lagi, ini pentingnya mengecek sendiri kondisi kesehatan kita jika ingin divaksinasi. Sadar diri, itu yang terpenting," demikian dr Adaninggar.
KOMENTAR ANDA