AKIBAT pagebluk virus Corona muncul perang jenis baru. Perang antara para perusahaan farmasi sengit bertarung memperebutkan pasar vaksin luar biasa lukratif karena umat manusia memang sangat membutuhkan bahkan mendambakan vaksin anti Corona.
Perang Promosi
Yang sengit berperang bukan hanya perusahaan farmasi namun juga para negara di mana produsen vaksin masing-masing berada.
Negara-negara adikuasa seperti Amerika Serikat, Rusia, China, Jepang, Jerman, Prancis gigih membela pabrik vaksin masing-masing dengan mengklaim produk vaksin masing-masing adalah yang terbaik di antara sekian banyak vaksin anti Corona yang dipaksakan seolah mengejar waktu demi duluan merebut pangsa pasar.
Semangat siapa-cepat-siapa-dapat membabibutatulikan para produsen vaksin beserta para distributor. Masing-masing produsen vaksin tidak segan menyewa pemengaruh dan buzzer bayaran yang bukan hanya memuja vaksin produksi produsen vaksin sebagai yang terbaik namun juga giat melecehkan produk vaksin lain sebagai yang terburuk.
Sementara WHO tidak sudi ikut campur dalam promosi vaksin, para produsen vaksin sibuk menyewa para pemasar profesional untuk mati-matian mempromosikan vaksin masing-masing sebagai yang termanjur.
Para produsen juga merayu pemberi ijin vaksin dengan menghalalkan segala cara.
Badan pemberi izin vaksin di Brasil sempat mempromosikan kemanjuran vaksin impor sampai 90 persen namun akibat presiden Brasil skeptis maka cepat-cepat menurunkan angka kemanjuran sampai nyaris 50 persen.
Nurani Versus Naluri
Norwegia jujur mengumumkan jumlah korban kegagalan vaksin yang terburu-buru dipaksakan kepada masyarakat. Tidak semua negara sejujur Norwegia maka merahasiakan angka morbiditas dan mortalitas yang sebenarnya demi menjaga kewibawaan penguasa yang sedang berkuasa.
Akibat kemelut perang vaksin, konsumen sulit membedakan berita mana yang benar dan berita mana yang hoax tentang morbiditas apalagi mortalitas para penerima vaksin.
Di sini memang dibutuhkan kejujuran pemerintah untuk memaklumatkan data yang benar-benar benar serta sepenuhnya bisa dipertanggung-jawabkan. Bukan demi kepentingan pemerintah namun benar-benar demi kepentingan rakyat yang sedang prihatin dirundung angkara murka virus Corona yang makin merajelela memangsa manusia.
Taruhan keamanan vaksin memang bukan sekadar kewibawaan penguasa namun kesehatan bahkan nyawa manusia.
Tidak ada perbatasan mampu membatasi wabah virus Covid-19 yang dibawa oleh sarana transport darat, laut dan udara untuk menular dari negeri yang satu ke negeri yang lain pada masa kini planet bumi yang disebut sebagai era global.
Seyogianya segenap pemerintah di marcapada masa kini jauh lebih mengedepankan nurani kemanusiaan ketimbang naluri kerakusan profit serta kekuasaan belaka.
KOMENTAR ANDA