dr. Maria Bogoeva/ Net
dr. Maria Bogoeva/ Net
KOMENTAR

DI usia senja, dokter spesiali penyakit menular ini tetap setia berada di garis depan penanganan Covid-19 di sebuah rumah sakit kecil di Bulgaria.

Dia adalah Maria Bogoeva, wanita 82 tahun yang tetap enerjik dan terlihat ceria melayani para pasien Covid-19. Usia menurutnya bukanlah halangan baginya untuk mengabdi. Bahkan dia mengaku tak pernah 'merasa' tua untuk melayani orang-orang sakit.  

"Usia saya? Saya tidak merasakannya. Saya ingin bekerja. Jika saya melihat bahwa saya tidak lagi berguna, saya akan mundur,” kata wanita itu seperti dikutip dari AFP, Jumat (29/1).

Sistem kesehatan Bulgaria cukup memprihatiankan dengan angka kasus yang bertambah dan terbatasnya tenaga medis. Hal yang membuatnya bertahan demi kemanusiaan dan demi cintanya terhadap profesi.

Tim medis lain mungkin akan merasakan kengerian melihat pasien Covid-19 yang terus bertambah dan angka kematian yang melonjak. Bogoeva tidak menampik bahwa dia juga merasakan hal yang sama. Namun, apa jadinya jika semua orang merasakan kengerian, siapa yang dapat menolong?

Para lulusan kedokteran di Bulgaria, salah satu negara miskin Uni Eropa, banyak yang pergi ke Barat untuk peluang karir yang lebih baik. Bogoeva merasa dia tidak punya banyak pilihan selain etap tinggal di samping tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit kota di Dupnitsa, sekitar 60 kilometer barat daya ibu kota Sofia.

Bogoeva memiliki trik untuk menekan stressnya. Ia mengaku senang bila melihat penampilannya rapih, bersih dan menarik dengan beberapa aksesoris di rambut dan tubuhnya.

“Hanya karena saya bekerja di rumah sakit, bukan berarti saya mengabaikan diri saya sendiri,” katanya  tersenyum.

Dia tidak pernah berpikir untuk menghabiskan masa tuanya dengan hanya duduk manis di rumah tanpa melakukan apa-apa padahal kondisi tubuhnya yang masih sangat sehat dan ia masih bisa berpikir cepat.

“Apakah saya harus membiarkan orang mati? Rumah sakit tidak memiliki spesialis penyakit infeksi lain, dan ini di tengah krisis perawatan kesehatan, maka dis inilah saya,” katanya.

Beberapa dokter lansia lainnya di Bulgaria juga telah membuat pilihan yang sama selama setahun terakhir, bahkan beberapa dengan mengorbankan nyawa mereka sendiri.

Mengingat usianya sudah renta, banyak yang menyarankan untuk tidak dekat-dekat dengan pasien virus corona. Namun, Bogoeva memiliki trik sendiri. Dia menentukan perawatan yang tepat untuk diberikan berdasarkan data pasien yang dikumpulkan oleh personel rumah sakit lainnya. Dia juga mematuhi protokol dengan menggunakan APD.

“Saya mungkin memiliki kekebalan alami. Saya telah mengalami begitu banyak infeksi selama hidup saya,” katanya.

Bogoeva jga pernah mengalami hari yang membuatnya sangat sakit ketika angka kasus harian di bulan November 2020 begitu tinggi. Belum pernah ia melihat angka kematian yang begitu benyak sepanjang karirnya.

“Orang-orang berusia enam puluhan, kami tidak bisa menyelamatkan mereka,” katanya sedih.

Di kota kecil Dupnitsa, dia dan pekerja medis lain yang berurusan dengan virus, lebih sering menghadapi ketakutan daripada kekaguman dari masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

“Orang-orang menghindari kami, mereka memandang kami seolah-olah kami makhluk luar angkasa, mereka takut terular,” katanya.

Bogoeva memiliki seorang putranya tinggal kini di Amerika Serikat bersama dengan dua cucu dan tiga cicitnya. Sementara suaminya telah pindah ke Sofia sampai situasinya tenang.

“Jadi, jika saya terinfeksi, saya tidak akan menyakiti siapa pun,” katanya, karena dia berada di rumahnya sendiri.

Hidupnya kini hanya fokus untuk mengabdikan diri bagi dunia kesehatan Bulgaria.

 




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women