Ilustrasi orang-orang menggunakan masker/ Net
Ilustrasi orang-orang menggunakan masker/ Net
KOMENTAR

TAK ada kata terlambat belajar tentang Covid-19 dan sederet fakta-faktanya di lapangan. Terutama menyangkut pasien tanpa gejala atau asimptomatik, yang sangat besar jumlahnya.

Virus Corona itu memang aneh. Ada yang dinyatakan positif terinfeksi, namun ia dalam keadaan sehat dan tanpa gejala. Dalam ilmu kedokteran, kelompok ini disebut asimptomatik atau pasien tanpa gejala.

Pasien asimptomatik sangat bisa menularkan penyakit Covid-19. Studi meta analisis menyatakan, sekitar 20-45 persen penderita covid di dunia tidak bergejala. Bahkan di Indonesia, angkanya cukup tinggi. Mengutip data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pasien asimptomatik mencapai 53 persen.

Apa Itu Kasus Asimptomatik?

Pasien yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala sama sekali. Artinya, orang-orang ini terinfeksi Covid-19 aktif dengan perjalanan alamiah sama dengan pasien lain, tetapi gejalanya tidak terlihat dan disebut juga infeksi subklinis.

Kasus asimptomatik sulit dideteksi tanpa bantuan tes PCR. Kasus ini juga sulit dibedakan dengan kasus presimptomatik (gejala belum muncul) atau pseudosimtopatik (gejala sangat ringan sampai diabaikan). Dan sayangnya, sampai saat ini belum ada definisi batasan yang jelas akan ketiga jenis infeksi tersebut.

Apa yang Terjadi Dengan Tubuh Pasien Asimptomatik?

Berat ringannya gejala yang muncul, tergantung peperangan antara virus dengan sistem imunitas seseorang. Secara medis, ini penjelasannya:

• Beberapa orang memiliki kekebalan parsial terhadap infeksi coronavirus lain.
• Imunitas yang terlatih dari vaksin sebelumnya dalam 1-5 tahun terakhir (terutama pada anak-anak).
• Virus Corona bisa bersembunyi dari sistem imun.
• Penggunaan masker yang dapat mengurangi jumlah virus yang masuk.

Orang dari segala usia dapat menjadi pasien asimptomatik. Namun data menunjukkan, hampir 40 persen anak-anak yang memiliki hasil PCR positif, tidak bergejala.

Inilah mengapa pasien asimptomatik dapat menularkan virus tanpa disadari. Walaupun tidak terlihat sakit, selama masa menular/infeksius, seseorang dapat menularkan sekelilingnya tanpa disadari setiap mereka berbicara, bernapas, atau dari kontaminasi barang.

Masa menular dimulai sejak 2 hari sebelum.muncul gejala (presimptomatik), hingga 10-20 hari kemudian (asimptomatik dan pseudosimtopatik).

Tetap Waspada!

Tidak mengalami gejala bukan berarti terbebas dari dampak negatif infeksi Covid-19. Pada lebih dari 60 persen pasien tidak bergejala, tetap didapatkan keradangan paru (radang terlihat pada gambaran CT Scan paru).

Antibodi yang terbentuk pada penyintas tanpa gejala, kadarnya lebih rendah dan lebih cepat hilang dibandingkan dengan penyintas yang mengalami gejala sedang hingga berat. Terlebih, risiko mengalami long covid atau reinfeksi tetap ada.

Tanpa tracing dan testing yang baik, pandemi tidak akan bisa selesai. Populasi orang tidak bergejala menjadi salah satu hal yang menyebabkan penularan sulit dihindari.

Kita tidak akan tahu kapan bertemu orang yang tidak bergejala. Karenanya, tetap lakukan protokol kesehatan dan gunakan masker dimana dan kapanpun.

 




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health