Peternak ikan di Tulungagung, Jawa Timur Sigit Yupurwo Athwiy dalam program Jendela Usaha RMOL/Farah
Peternak ikan di Tulungagung, Jawa Timur Sigit Yupurwo Athwiy dalam program Jendela Usaha RMOL/Farah
KOMENTAR

PELUANG usaha bisa digali dari banyak sektor di kehidupan sehari-hari, salah satunya melalui budidaya ikan.  

Hal itulah juga yang dilakukan oleh seorang peternak ikan di Tulungagung, Jawa Timur bernama Sigit Yupurwo Athwiy.  

Dalam program webinar Jendela Usaha bertajuk "Ternak Ikan Peluang Yang Mengasikkan" yang dilaksanakan pada Rabu (3/1), Sigit membagikan kisahnya membudidayakan ikan.  

"Saya memang latarbelakangnya di dunia perikanan. Awal saya remaja, di Kalimantan ramai-ramai tambak udang. Rencana mau mengembangkan di sana, namun kemudian pada akhirnya masuk ke Tulungagung tahun 2003," jelas Sigit.  

Dia menjelaskan bahwa pada saat itu dia melihat perputaran uang yang besar dari sektor perikanan di Tulungagung.  

"Kemudian tahun 2005 berkembang setelah itu saya investasi membuat kolam ikan dan mulai turun lobster air tawar, tapi tidak lama dan terus berkembang," sambungnya.  

Dia mengaku bahwa apa yang dia geluti merupakan hobinya. Dia pun diuntungkan dengan karakter Tulungagung yang lekat dengan maskot ikan hias.  

"Jadi hobi menjadi mata pencaharian. Tulungagung sendiri maskotnya ikan mas koki," terang Sigit.  

Secara keseluruhan, jelasnya, keseluruhan produksi ikan mas koki di Tulungagung pada tahun 2017-2018 tercatat sebagai yang terbesar kedua di dunia.  

Bukan hanya itu, Tulungagung juga kini berkembang sebagai wilayah yang memproduksi banyak ikan hias serta ikan konsumsi.  

"Tulungagung memasok ikan gurame nasional degan sekitar 25-30 ton per hari dari seluruh pembudidaya di Tulungagung," papar Sigit.  

Angka serupa juga terlihat dari pengiriman ikan lele.  

"Yang terbaru, varietas yang melejit adalah ikan patin," sambungnya.  

Sigit sendiri mengaku bahwa di masa pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 lalu, ada hikmah tersendiri yang bisa dipetik oleh para pembudidaya ikan.  

"Pandemi ini bawa hikmah bagi budidaya ikan hias," kata Sigit.  

Dia mengaku bahwa belakangan dia mampu menghasilkan dan menjual sekitar 500 ekor ikan hias setiap minggunya.  

"Untuk penjual ikan hias, saya andalkan pedagang-pedagang di sini yang nanti dibawa oleh mereka ke kota-kota lain dengan kondisi siap dinikmati oleh para pehobi dengan dihargai oleh pedagang nanti sekitar Rp 2.500," tandasnya.




Bank Mega Syariah Salurkan Rp170 Miliar untuk Pengadaan Trainset KRL oleh INKA

Sebelumnya

Milad ke-12 Komunitas Jurnalis Berhijab: Hadirkan "KJB Goes to Campus" yang Menginspirasi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel C&E