Hadirlah, siapa yang bisa hadir di saat anak merasa sedih, dia akan berhasil merebut jiwa anak/ Foto: Farah
Hadirlah, siapa yang bisa hadir di saat anak merasa sedih, dia akan berhasil merebut jiwa anak/ Foto: Farah
KOMENTAR

PRAKTISI parenting Islam Ustaz Bendri Jaisyurrahman menyebutkan ada tiga waktu yang harus dijaga agar bisa mengikat hati anak.

Pertama, saat anak sedang sedih. Hadirlah, siapa yang bisa hadir di saat anak merasa sedih, dia akan berhasil merebut jiwa anak.

Kedua, saat anak sedang sakit. Hadirlah, jangan bersikap cuek di kala si buah hati sedang merasakan sakit.

Ketiga, saat anak sedang unjuk prestasi. Hadirlah, biarkan anak melihat orangtuanya agar naik harga dirinya.

Ketiga waktu yang disebutkan Ustaz Bendri tersebut adalah "jangkar" untuk menambatkan sosok orangtua di hati anak. Pada ketiga waktu tersebut, hadirnya orangtua secara utuh menjadi bukti cinta dan kasih sayang terhadap si buah hati.

Saat anak merasa sedih, tentulah ia memerlukan sosok yang mampu menghapus air mata dari wajahnya dan menghapus nestapa dari hatinya. Orangtua hanya perlu menemani dan memeluk si buah hati. Tidak perlu terlalu memaksa untuk segera tahu penyebab kesedihannya. Ketika ketulusan kita terasa oleh anak, dia pasti akan menceritakan rasa sedih yang dialami.

Demikian pula ketika anak sakit. Yang perlu kita lakukan adalah sigap dalam bertindak, memberi obat atau membawanya ke dokter. Lalu berempatilah pada kondisinya. Katakan padanya sakit adalah salah satu tanda Allah menyayangi hamba-Nya. Bukankah orang sakit diberi waktu untuk beristirahat?

Usap lembut tubuhnya dan semangatilah si buah hati agar optimis untuk bisa sembuh. Biarkan emosi positif kita mengalir dalam tubuhnya agar dapat mengurangi rasa sakit yang ia derita.

Waktu yang ketiga adalah saat anak unjuk prestasi. Ketika anak berhasil melakukan suatu kegiatan dengan baik atau memenangkan suatu kompetisi, ia sangat berharap orangtua merasa bangga padanya.

Sekali pun seluruh sekolah atau ribuan orang bertepuk tangan merayakan keberhasilannya, dada akan terasa sesak jika orang-orang tercinta tidak hadir menyaksikan kegemilangan si buah hati. Akan muncul perasaan bahwa ia tidak dianggap penting dalam kehidupan orangtuanya.

Kehadiran kita adalah support terbesar bagi anak. Itu artinya kita mendukung langkahnya, karirnya, dan kebisaannya. Kita menghargai jerih payah anak menggapai impiannya. Kita memprioritaskannya dalam kehidupan kita. Kehadiran kita akan membuat anak semakin percaya diri dan bertekad untuk melakukan yang lebih baik lagi.

Jangan pernah mengabaikan tiga waktu krusial tersebut. Jika kita selalu mengatakan semua yang kita lakukan adalah demi kebahagiaan dan masa depan anak, janganlah perkataan itu hanya terucap di bibir saja lalu diwujudkan dalam bentuk materi berlimpah.

Sesungguhnya kita sebagai orangtua memang harus selalu ada untuk si buah hati. Kapan pun anak membutuhkan, kita seharusnya bisa hadir secara utuh untuk anak. Sejak anak berada dalam kandungan hingga mendewasa, orangtua tentulah ingin selalu hadir dalam momen-momen bersejarah dalam hidup anaknya, suka maupun duka.

Anak adalah berkah. Ketika anak menguji kesabaran orangtua, kita semestinya bersyukur diberi kesempatan untuk berlatih sabar.

Ketika anak mengambil jalan yang berlawanan dengan orangtua, kita seharusnya bersyukur diberi kesempatan untuk introspeksi diri dan memperbaiki kesalahan. Bagaimana pun kondisi anak, ia adalah sumber kebahagiaan yang selamanya menempati ruang teristimewa di hati orangtua.

 




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting