Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

DIMULAINYA vaksinasi memang menjadi sesuatu yang melegakan di tengah perjuangan melawan Covid-19. Meski demikian, vaksin bukanlah satu-satunya cara untuk menuntaskan pandemi. Vaksin belum terbukti dapat mencegah penularan Covid-19.

Salah satu alasannya, vaksin membutuhkan waktu untuk bisa memunculkan antibodi yang kuat untuk melawan virus. Ada jarak waktu dari pemberian vaksin dosis pertama hingga vaksin dosis kedua, yang pada saat itu belum terbentuk imunitas. Karena itulah, penerima vaksin masih berpotensi untuk menularkan.

Cleveland Clinic melansir para ahli memperkirakan herd community yang dibutuhkan sebanyak 50 – 80 persen diperkirakan baru akan tercapai di tahun 2022.

Karena itulah, kita masih harus mengenakan masker meskipun sudah menerima vaksin. Berikut ini alasannya.

#1 Terbatasnya jumlah vaksin

Saat ini kita masih berjuang untuk mengendalikan Covid-19. Setelah nanti angka kasus dan angka kematian makin turun serta makin banyak orang divaksinasi, mungkin saja akan ada perubahan pedoman pemakaian masker. Tapi masker tetap sebuah keharusan.

Saat ini, proses vaksinasi masih dilaksanakan secara bertahap. Prioritas penerima vaksin adalah para tenaga kesehatan dan para lansia. Produksi vaksin masih terbatas. Beberapa produsen juga masih dalam tahap penyempurnaan uji klinis mereka.

#2 Vaksin tidak 100% menangkal Covid-19

Vaksin memang efektif untuk melindungi tubuh, tapi tidak bisa memberikan perlindungan 100%. Orang yang divaksin masih berisiko untuk terinfeksi Covid-19.

#3 Mencegah penyebaran Covid-19 tanpa gejala

Belum ada hasil penelitian memastikan bahwa vaksin dapat mencegah penularan. Para ahli mengkhawatirkan mereka yang divaksin masih dapat terinfeksi tanpa gejala (asimptomatik). Jika mereka tidak mengenakan masker, mereka bisa menyebarkannya ke orang-orang yang belum atau tidak bisa mendapat vaksin

#4 Melindungi mereka yang tidak bisa mendapat vaksin

Mereka yang memiliki penyakit jantung dan penyakit kanker yang termasuk dalam kondisi penyakit kronis tidak bisa mendapat vaksin. Begitu juga mereka yang memiliki alergi dan terbukti alergi saat mendapat vaksin pertama, tidak diizinkan untuk mendapat vaksin lagi. Dan ibu hamil pun tidak masuk dalam uji klinis hingga dianggap berisiko menerima vaksin.

Karena itulah para penerima vaksin diwajibkan untuk tetap mengenakan masker agar tidak meningkatkan risiko penularan terhadap mereka yang tidak bisa divaksin.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News