PENAMBAHAN kasus Covid-19 di Tanah Air yang makin banyak di awal tahun 2021 seharusnya membuat masyarakat semakin ketat mendisiplinkan diri menjalankan protokol kesehatan.
"3M itu mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker. Ini kita tambah menjadi 5M dengan menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas," ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat & Divisi Advokasi Tim Mitigasi IDI dr. Eka Mulyana, SpOT dalam Bincang Sehat RMOL.id dengan tema "Bagaimana Cara Menjalankan Protokol 5M dengan Benar?" yang digelar Jumat, (12/02/2021).
dr. Eka menekankan masyarakat jangan lengah menerapkan 5M demi memutus rantai penularan Covid-19. Masyarakat harus memahami bahwa mereka adalah garda paling depan dalam pencegahan Covid-19.
Kedisiplinan masyarakat, menurut dr. Eka, sangat efektif untuk memutus penularan virus. Jangan sampai karena masyarakat tidak disiplin, pemerintah turun tangan dengan memberlakukan lockdown alias menutup akses mobilitas masyarakat.
Melihat kondisi saat ini yang memungkinkan masyarakat beraktifitas, dr. Eka mengingatkan agar masyarakat saling mengingatkan untuk menjalankan 5M sebaik-baiknya. Dengan demikian sektor ekonomi yang selama ini sempat terpuruk diharapkan bisa kembali bertumbuh tanpa merugikan kesehatan masyarakat.
Perlu disadari betul, satu orang yang terinfeksi Covid-19 dapat dengan mudah menciptakan klaster keluarga. Dan satu keluarga yang positif dapat dengan mudah menularkan virus ke lingkungan satu RT atau satu kampung. Terlebih lagi banyak orang terpapar Covid-19 asimptomatik (tanpa gejala) yang tidak melakukan isolasi mandiri karena tidak menyadari kondisi mereka.
Yang tak kalah penting diperhatikan adalah makin dekatnya kita dengan momen yang dikhawatirkan dapat memicu lonjakan klaster keluarga, yaitu bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri. Tahun lalu, meskipun pemerintah sudah melarang mobilitas mudik dan bersilaturahim dengan keluarga, masih banyak masyarakat yang melakukannya.
Terkait momen keagamaan itu, dr. Eka menegaskan bahwa IDI Jawa Barat telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membantu mendisiplinkan masyarakat mematuhi protokol kesehatan. IDI Jawa Barat merangkul pers dan Polda Jabar agar sosialisasi dan penerapannya bisa konsisten.
dr. Eka menyadari sulitnya mengharapkan masyarakat untuk berdisiplin. Ia menilai kesadaran masyarakat menaati peraturan masih rendah. Karena itu masyarakat Indonesia harus 'dipaksa' dengan aturan-aturan ketat dan sanksi yang memberatkan.
Sayangnya, pemerintah juga belum tegas menerapkan aturan dan pemberlakuan sanksi. Kita melihat di negara-negara lain sanksi diterapkan dengan tegas. Dengan demikian kurva Covid-19 semakin landai karena angka kasus terus menurun bahkan nol.
Untuk lebih mendisiplinkan masyarakat, IDI membuat MOU tertulis dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). "Kami melihat para tokoh agama sangat berperan mensosialisasikan aturan kepada masyarakat," ungkap dr. Eka.
Dengan strategi menggandeng berbagai elemen, dr. Eka berharap masyarakat semakin menyadari bahwa protokol kesehatan 5M tidak bisa ditawar lagi.
Indonesia kini memasuki tahap vaksinasi. Kampanye vaksin Covid-19 diharapkan dapat tersosialisasi dengan baik dan benar agar masyarakat memahami urgensinya dan tidak menolak hanya karena dibayangi ketakutan akibat termakan hoaks.
KOMENTAR ANDA