Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

ISOLASI mandiri (isoman) kini menjadi pilihan utama mereka yang positif terinfeksi Covid-19. Selain karena sejumlah shelter atau rumah sakit rujukan penuh, ketakutan akan stigma bakal jauh dari orang-orang terkasih juga menjadi alasan isoman.

Tapi, banyak yang tidak mengerti bagaimana tentang prosedur isoman yang baik dan benar. Tidak jarang mereka yang terpapar dan melakukan karantina mandiri justru menularkan kepada keluarga terdekat. Akhirnya, klaster keluarga baru terbentuk.

Lalu, bagaimana seharusnya isolasi yang benar tersebut?

Sebelum membahas lebih jauh, kita harus paham dulu apa itu isolasi mandiri. Isoman merupakan strategi pemutusan mata rantai penularan Covid yang dilakukan dengan perawatan pasien terkonfirmasi positif di rumah.Seperti dikutip dari laman instagram @pandemictalks

Isoman harus dilakukan berdasarkan petunjuk petugas kesehatan setempat. Begitu pula dengan berapa lama isoman dilakukan. Biasanya, untuk pasien tanpa gejala adalah 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. Sedangkan untuk orang dengan gejala ringan adalah 10 hari sejak muncul gejala ditambah 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan.

Berdasarkan pedoman pencegahan dan pengendalian coronavirus desease Kementerian Kesehatan 2020, ada dua kriteria orang yang dapat melakukan isolasi mandiri:

1. Kriteria internal
Mencakup orang tanpa gejala atau pasien terkonfirmasi dengan gejala ringan, dan tanpa penyakit penyerta.

2. Kriteria eksternal
Yaitu memiliki ruangan tersendiri dengan ventilasi udara yang baik. Tempat tidur, alat makan, handuk, sprei, dan pakaian terpisah. Memiliki sarana untuk menerapkan protokol kesehatan (air mengalir, sabun, masker, sarung tangan, deterjen). Ada satu orang sehat tanpa komorbid yang bisa merawat.

Tapi ingat, meskipun dua kriteria ini terpenuhi harus tetap mempertimbangkan kondisi klinis pasien dan keamanan lingkungan yang dinilai oleh dokter.

Kemudian, jika dua kriteria di atas terpenuhi perhatikan beberapa hal berikut ketika isoman:

• selalu menggunakan masker dan bungkus masker bekas sebelum dibuang.
• tidur di ruangan terpisah dengan ventilasi baik dan gunakan alat makan terpisah dari anggota keluarga yang lain.
• minimalisir kontak dengan anggota keluarga yang lain. Jaga jarak aman >2 meter saat berinteraksi.
• lakukan pemeriksaan kesehatan mandiri secara berkala (suhu, perkembangan gejala).
• bersihkan permukaan benda yang berdekatan dengan pasien.
• laporkan kondisi perkembangan kesehatan Anda kepada petugas kesehatan.
• terapkan etika batuk dan bersin (tutup dengan siku, bukan telapak tangan).
• tingkatkan imunitas tubuh dengan cara tetap berolahraga mandiri, makan makanan bergizi, serta berjemur 15-30 menit setiap pagi.
• hindari bepergian termasuk hanya belanja atau menerima tamu.
• sering mencuci tangan setelah memegang barang-barang yang sering disentuh (gagang pintu, saklar lampu).

Isolasi mandiri sebenarnya bukanlah kondisi yang ideal. Isolasi mandiri dilakukan hanya karena fasilitas rawat inap tidak tersedia atau tidak aman.

Isoman Tidak Disiplin, Ini yang Akan Terjadi

Kesalahan yang seringkali dilakukan saat isolasi mandiri di antaranya adalah makan bersama anggota keluarga yang lain, tidak memakai masker hanya karena "sebentar" menonton televisi atau aktivitas lain bersama anggota keluarga, dan tetap bepergian untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Akibatnya, muncul klaster keluarga baru. Seperti di Banyumas, Jawa Tengah. Satu keluarga berjumlah 8 orang, semua dinyatakan positif covid-19. Si ibu yang pertama kali menulari suaminya, lalu menjalar ke dua anaknya dan empat cucu. Si ibu kemudian meninggal dunia.

Lalu di Surabaya, kontak erat keluarga yang dinyatakan terkonfirmasi covid-19 mencapai 28 persen (Januari 2021).

Siapa saja yang perlu dilibatkan saat isoman?

1. Puskesmas

Yang pertama kali perlu dilibatkan saat isolasi mandiri adalah petugas kesehatan terdekat (puskesmas). Mereka yang berhak memutuskan tatalaksana sesuai kondisi pasien (pemberian obat/vitamin, apakah bisa isolasi mandiri atau dirawat). Melakukan telusur kontak erat, menjadwalkan pemeriksaan kesehatan untuk.pasien dan keluarga, memantau perkembangan kondisi pasien (melalui kunjungan ataupun daring).

2. RT/RW/Tokoh Masyarakat

Mereka akan mendukung pemenuhan kebutuhan pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (belanja kebutuhan sehari-hari dan diletakkan di depan rumah). Memberikan dukungan moral kepada pasien dan keluarga, tidak memberikan stigma kepada keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Jika termasuk kriteria kontak erat, maka bersikaplah kooperatif. Dan menyediakan sarana transportasi yang aman bagi pengemudi dan penumpang jika sewaktu-waktu membutuhkan rujukan ke fasilitas kesehatan.

3. Keluarga

Keluarga penting dilibatkan untuk memberikan dukungan moral kepada pasien, memenuhi kebutuhan pasien dengan menerapkan protokol kesehatan dan tidak masuk ke kamar isolasi.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health