ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menyetujui vaksin Covid-19 AstraZeneca. Dengan begitu, pemberian vaksinasi tersebut bisa diperluas ke sejumlah negara berkembang.
Dalam jumpa persnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan, "Kami sekarang memiliki semua bagian untuk distribusi cepat vaksin. Tapi kami masih perlu meningkatkan produksi."
"Kami terus mengimbau para pengembang vaksin Covid-19 untuk menyerahkan berkas mereka ke WHO untuk ditinjau pada saat bersamaan mereka menyerahkannya ke regulator si negara-negara berpenghasilan tinggi," lanjut dia, seperti dikutip detik.com .
Atas pernyataan ini, WHO merekomendasikan pemberian dosis vaksin kedua AstraZeneca sekitar 8-12 Minggu pasca vaksinasi pertama. Dan, vaksin produksi AstraZeneca-SKBio (Republik Korea) ini bisa digunakan di negara-negara yang memiliki varian baru Corona Afrika Selatan.
Berdasarkan kajiannya, WHO menyatakan AstraZeneca aman digunakan dan memiliki banyak manfaat ketimbang risikonya. Salah satunya lebih murah dan lebih mudah didistribusikan ketimbang Pfizer, yang sudah lebih dulu diberikan izin penggunaan daruratnya pada Desember 2020.
Begitu pula dengan dosisnya yang merupakan terbesar dari skema berbagi vaksin virus Corona dari COVAX. Tercatat, lebih dari 330 juta dosis suntikan akan mulai diluncurkan ke negara-negara miskin-berkembang, mulai akhir Februari besok.
WHO menetapkan proses daftar penggunaan darurat untuk membantu negara-negara miskin yang kesulitan meninjau pemberian izin vaksin, WHO dengan cepat menyetujui obat-obatan untuk Covid-19.
Fasilitas COVAX yang dipimpin bersama aliansi vaksin Gavj, Organisasi Kesehatan Dunia, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, dan Dana Anak-anak PBB, mengatakan bahwa dosis akan mencakup rata-rata 3,3 persen dari total populasi di 145 negara yang berpartisipasi.
KOMENTAR ANDA