Para pembicara dalam Konferensi Pers virtual Hari Peduli Sampah Nasional 2021, Kamis (18/2)/ FARAH
Para pembicara dalam Konferensi Pers virtual Hari Peduli Sampah Nasional 2021, Kamis (18/2)/ FARAH
KOMENTAR

SEJAK pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia, jumlah sampah mengalami peningkatan. Tidak hanya didominasi sampah rumah tangga, namun masker bekas pakai dan sejumlah sampah medis ikut memenuhi bak-bak sampah.

Peduli akan hal itu dan menyambut Hari Peduli Sampah Nasional 2021, PT Unilever Indonesia TBK bekerja sama dengan Perkumpulan Pemulung Mandiri Indonesia (PPMI) mencoba mengatasi permasalahan sampah, utamanya sampah-sampah plastik yang sampai saat ini belum tersentuh dengan maksimal.

"Studi terbaru yang kami lakukan bersama Sustainable Waste Indonesia (SWI) memperlihatkan bahwa dari 189.349 ton sampah plastik rata-rata per bulan yang dihasilkan di Pulau Jawa, sebanyak 88,17 persen berakhir di TPA dan tidak terangkut, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Padahal jika dikelola dengan baik, sampah plastik justru dapat memberikan nilai ekonomi dan mengubah permasalahan sampah plastik menjadi peluang menuju pemulihan ekonomi nasional," kata Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia TBK Nurdiana Darus, dalam Konferensi Pers virtual Hari Peduli Sampah Nasional 2021, Kamis (18/2).

Senada dengan Nurdiana, Prispolly Davina Lengkong, Ketua Umum PPIM menjelaskan, tantangan yang dihadapi oleh pemulung saat pandemi ini semakin berat. Mereka seringkali dianggap sebagai pembawa penyakit, sehingga sulit sekali beraktivitas.

"Sebagian besar perumahan masih ditutup untuk mencegah penyebaran covid-19. Untuk dapat terus menyambung hidup dan berkontribusi dalam mengurai permasalahan sampah, mereka membutuhkan dukungan dari kita semua," ujar Prispolly.

Memutus permasalahan ini, Unilever Indonesia dan PPIM bekerja sama dengan menargetkan 3.000 pemulung sebagai penerima manfaat dari rangkaian program edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Meliputi pelatihan literasi keuangan, komunikasi, sampai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Harapannya, dapat menjadi modal dasar bagi pemulung untuk meningkatkan kualitas hidup pemulung.

Program ini merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya, di mana pada 2020 Unilever Indonesia menyerahkan sarana mesin press sampah plastik untuk membantu meningkatkan nilai ekonomis sampah plastik yang dijual pemulung ke pengepul sampah.

"Kita semua memiliki peranan untuk mewujudkan ekonomi sirkular. Mulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga, untuk dengan bijak menggunakan plastik dan memilahnya dari sampah rumah. Kemudian para pemulung dan pelapak mengumpulkan sampah, dan pemerintah membuat regulasinya," ucap Nurdiana.

"Sebagai pelaku industri, Unilever Indonesia bersama dengan para mitra telah berbagi peran dalam membantu pengumpulan dan pemrosesan lebih dari 13.000 ton sampah plastik di seluruh Indonesia. Perjalanan kita masih panjang, untuk itu #MariBerbagiPeran sayangi bumi," lanjutnya.

 




Jaya Suprana: Resital Pianis Tunanetra Ade “Wonder” Irawan Adalah Peristiwa Kemanusiaan

Sebelumnya

Kemitraan Strategis Accor dan tiket.com Perkuat Pasar Perhotelan Asia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E