KEEFEKTIFAN masker medis menangkal Covid-19 cukup tinggi. Namun sayang, masker sekali pakai tersebut kini menjadi masalah baru. Limbahnya diperkirakan mampu menularkan virus Corona.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Agus Haryono, MSc mengatakan, berdasarkan penelitian terbaru di titik pembuangan sampah di Cilincing dan Marunda, jumlah sampah meningkat 5 persen setelah masa pandemi. Namun dari segi berat sampah, justru mengalami penurunan sebesar 25 persen.
Artinya, pembuangan sampah meningkat akibat pandemi. Tetapi, hal tersebut disebabkan faktor lain, yaitu kebiasaan baru masyarakat memakai masker dan APD. Kedua benda wajib tersebut banyak terdapat di lokasi pembuangan limbah.
"Sejak pandemi Maret 2020, tiap hari jumlah sampah masker meningkat. Ini yang diamati oleh peneliti LIPI, bahwa timbunan limbah APD yang dibuanh sembarangan di kali muara Cilincing, Marunda adalah timbunan limbah APD yang terbuat dari plastik," kata Agus dalam sebuah Webinar yang digelar LIPI beberapa waktu lalu.
Diungkapkannya, limbah pandemi tersebut dibuang dan diolah secara berantakan. Sampah-sampah tersebut berasal dari sejumlah rumah sakit dan masyarakat. Berbahaya? Tentu saja, karena ada kemungkinan bisa menginfeksius lingkungan sekitar.
Yang sering kami temui adalah limbah APD dan alat rapid tes di pinggiran jalan. Sampah dari Kota Tangerang, hotel-hotel yang dipakai untuk karantina, maupun dari rumah sakit yang kemudian di uang ke tempat pembuangan akhir (TPA)," jelas dia.
Ada baiknya, saran Agus, sebelum.membuang sampah makser, sebaiknya lakukan beberapa hal ini:
1. Pisahkan sampah masker dari sampah rumah tangga lainnya.
2. Tempatkan sampah masker dalam satu wadah, diamkan selama 6 hari sebelum dibuang. Dengan begitu, risiko infeksi bisa diminimalkan.
Dengan penanganan yang baik, limbah-limbah medis itu dapat teratasi dengan baik pula dan tentunya bisa mengurangi keterpaparan dari virus Corona.
KOMENTAR ANDA