KEHIDUPAN di dunia adalah lahan menanam bekal untuk kemudian hari. Akan seperti apa hasil yang kita petik nanti di hari akhir, tergantung kerasnya usaha kita untuk memerjuangkannya.
Jika ingin hasil yang baik, tentulah kita berusaha meraihnya dengan cara yang baik pula.
Allah Swt. tidak pernah berhenti mencurahkan kasih sayang-Nya tanpa pilih kasih dan tanpa pandang bulu. Setiap manusia pasti mendapat limpahan karunia-Nya. Dan melalui hadirnya Islam, Allah mengatur dan mengarahkan hamba-Nya untuk senantiasa kembali ke jalan yang benar serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Itulah kebahagiaan yang diimpikan siapa pun di dunia ini.
Sayangnya, kita seringkali tidak menyadari bahwa semakin Allah mencintai hamba-Nya, maka Allah akan mengujinya dengan berbagai cobaan dalam hidup hamba-Nya. Ketika kita mampu melalui cobaan dan ujian itu dengan baik, insya Allah akan bertambahlah keimanan dan ketakwaan kita kepada Sang Pemberi Kehidupan.
Bagaimana caranya agar kita bisa lulus dari segala ujian?
SABAR atas apa yang terjadi
Kita harus mengakui bahwa bersabar bukanlah perkara mudah. Di saat ujian hadir dalam hidup kita, sering kali kita tak mampu mengelola emosi hingga berujung pada rusaknya nilai kesabaran kita dalam menghadapi ujian.
Kita harus meyakini bahwa kesabaran adalah sesuatu yang tidak terbatas. Jika seseorang mengatakan “kesabaranku sudah habis”, sesungguhnya itu hanyalah emosi semata.
Dan kesabaran adalah cara terbaik yang diperintahkan Allah bagi kita untuk bisa melewati masa ujian. Seperti firman Allah dalam Q. S. Al-Baqarah ayat 153, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Membenahi SALAT untuk mendapat ketenangan dan solusi
Dalam ayat di atas, selain sabar yang harus kita kuatkan untuk menghadapi ujian, Allah pun memerintahkan kita untuk salat. Mengapa harus salat? Karena Allah menjanjikan kemenangan setelah salat. Hayya ‘alal falaah, marilah menuju kemenangan.
Ketika ujian datang, jangan ragu untuk memperbaiki salat kita. Selain untuk menggugurkan kewajiban lima waktu, memperbaiki salat juga bermakna kita sedang memperbaiki hidup. Kita memohon campur tangan Allah untuk menuntun kita kembali ke jalan yang lurus dan kuat menghadapi ujian.
Dengan memohon kepada Allah, kita mendekat pada-Nya. Buah kedekatan itu adalah hati yang tenang. Selanjutnya, ketenangan batin yang didapat dari salat akan memudahkan kita untuk berpikir dan merasakan petunjuk yang diberikan Allah kepada kita.
BERBAIK SANGKA kepada Allah Swt.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. Berkata, ‘Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku, dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku.’” (H. R. Muslim)
Dalam hadis tersebut, tersirat ajakan Rasulullah agar kita selalu mendekat kepada Allah. Kita wajib berbaik sangka kepada Allah dan menyadari bahwa semua bentuk ujian dari Allah adalah untuk menguji keimanan kita, bukan hukuman. Itulah bukti bahwa Allah menyayangi kita dan tidak pernah meninggalkan kita.
Melalui prasangka baik atau husnudzan ini, kita dipermudah untuk makin bersabar dan mampu menikmati setiap ujian yang Allah berikan. Dan tidak bisa dipungkiri, akan hadir sikap optimis dalam diri untuk menyelesaikan ujian yang datang. Sebab kita memiliki keyakinan bahwa Allah selalu ada untuk membantu hamba yang senantiasa mendekat pada-Nya.
Pada hakikatnya, Allah tidak pernah membuat jarak dengan hamba-Nya. Kitalah yang justru kerap lupa akan kewajiban dan kesadaran bahwa sesungguhnya Allah selalu ada untuk hamba-Nya. “Dan Tuhanmu berfirman; Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Q. S. Al-Mu’min: 60)
Kita harus ingat bahwa selalu ada hikmah di balik setiap ujian dan cobaan hingga kita bisa mengambil pelajaran hidup untuk menjadi insan yang lebih baik di hari esok.
Marilah kita menjadikan ujian sebagai titik tolak perubahan diri ke arah yang lebih baik. Dengan demikian kita bisa merasakan kehidupan yang baik untuk hari ini maupun untuk masa depan.
Jangan lupa untuk senantiasa menjadikan ridha Allah sebagai tujuan dari setiap langkah hidup kita dan selalu menjauhi larangan-Nya. Agar kita mampu menjadi insan yang pandai bersyukur kepada Allah atas segala pencapaian dalam hidup kita. Wallahu a’lam bishshawab.
KOMENTAR ANDA