PEMERINTAH sengaja mengebut proses vaksinasi Covid-19 terhadap tenaga pendidikan. Targetnya, proses ini bisa selesai dalam kurun waktu empat bulan ke depan.
Begitu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke SMAN 70 Jakarta, guna meninjau proses vaksinasi Covid-19 untuk tenaga pendidik dan kependidikan, Rabu (24/2).
"Targetnya, pada Juni nanti adalah 5 juta guru, tenaga pendidik dan kependidikan. Semuanya Insya Allah sudah bisa kita selesaikan (vaksinasi)," kata Jokowi dalam siaran di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Pemerintah sengaja memasang target tersebut karena menginginkan proses belajar mengajar secara tatap muka bisa segera dilaksanakan, meskipun virus Corona masih ada.
"Harapannya, di awal semester kedua tahun depan, pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan. Jadi, Juli nanti saat mulai ajaran baru, semuanya bisa berjalan normal kembali," demikian Joko Widodo.
Tenaga pendidik dan kependidikan ini menjadi kelompok prioritas vaksin yang disuntik pada tahap kedua. Pemerintah memulai vaksinasi untuk kelompok ini dari provinsi DKI Jakarta, untuk selanjutnya diikuti provinsi lainnya di Indonesia.
Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi sendiri memastikan, tidak ada tenaga pendidik dan kependidikan yang menolak vaksin.
"Sepanjang yang saya tahu mereka sangat antusias untuk divaksin. Karena tahu ya pendidik itu harus jadi contoh yang pertama. Kedua, mereka adalah kaum terdidik ya kan. Jadi mereka percaya betul secara ilmiah itu vaksin adalah cara untuk memutus mata rantai, dan ini tanggung jawab akademik, mereka ingin segera mengajar," kata Unifah kepada wartawan saat vaksinasi massal guru di SMAN 70 Jakarta, Rabu (24/2).
Unifah menjelaskan bagi guru, dosen, atau tenaga pendidik yang belum mendapatkan undangan vaksinasi Covid-19 diharapkan bersabar karena pemerintah masih terus melalui pendataan.
KOMENTAR ANDA