Trifty Qurrota Aini/ Foto: Instagram @triftyqurrotaaini
Trifty Qurrota Aini/ Foto: Instagram @triftyqurrotaaini
KOMENTAR

BERTEMU perempuan yang kini berprofesi sebagai Country Manager untuk University of The West of England (UWE), Bristol, UK ini benar-benar membuat kita kagum. Ia adalah inspirasi sesungguhnya. Wawasan yang luas, gaya bicara yang cerdas dan atraktif, kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni, penampilan modis, serta parasnya yang cantik membuat kita sulit berpaling.

Sebagai Country Manager, ia bertanggung jawab mempromosikan UK Education kepada masyarakat Indonesia, membangun relasi dengan universitas-universitas di Indonesia, juga mendampingi pelajar Indonesia dalam persiapan menjalani pendidikan di UWE Bristol.

Mengawali karir sebagai presenter dan dikenal sebagai jurnalis televisi, kiprah Trifty Qurrota Aini kini meluas ke bidang akademik juga pemberdayaan perempuan dan generasi muda. Sosok Trifty menjadi bukti nyata bahwa muslimah berhijab mampu menjadi pribadi cerdas dan profesional serta berkiprah di dunia internasional.

Nama Trifty identik dengan dua komunitas. Pertama, ia merupakan founder Komunitas Jurnalis Berhijab (KJB), sebuah komunitas tempat berkumpulnya para jurnalis muslimah berhijab dari berbagai platform media, baik media cetak, televisi, online, hingga radio, yang anggotanya tersebar di berbagai daerah di Tanah Air. KJB didirikan pada 26 November 2012.

Kedua, ia merupakan World Hijab Day (WHD) Ambassador Indonesia. WHD sebagai sebuah organisasi nonprofit yang berpusat di Amerika Serikat kini telah memiliki 190 negara anggota.

Perwakilan tiap negara dipilih melalui seleksi ketat. Para ambassador inilah yang menjalankan berbagai program WHD yang fokus pada pemberdayaan muslimah di negara masing-masing. Yang terbaru, Trifty terlibat dalam rangkaian WHD 2021 Conference pada 1 Februari 2021 yang mengambil tema Don’t Let Our Pride Be Your Prejudice #EndHijabophobia.

Memulai karir sebagai jurnalis di Metro TV pada tahun 2012 hingga 2015, Trifty meliput berbagai peristiwa penting dan menarik di berbagai penjuru Tanah Air. Salah satunya adalah Deklarasi Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Capres & Cawapres pada Pemilu Presiden tahun 2014. Karir jurnalistiknya beranjut sebagai produser di Inews TV lalu SCTV. Banyak sekali pengalaman reportase dan produksi berita yang sudah dibuat Trifty.

Sebelum bekerja di news departement, Trifty telah lebih dulu memulai karirnya sebagai host dan presenter untuk banyak program acara. Tanpa terasa, ia telah menjalani profesi tersebut selama 10 tahun. Di antaranya ada Dialog Ramadhan (TVRI), Tegaknya Surau Kami dan Iqra (Trans TV), juga Karimah (Trans 7).

Tak hanya di depan layar kaca, peraih gelar Sarjana Ekonomi dari Institut Pertanian Bogor ini juga menjadi moderator dan pembicara di banyak kegiatan seminar, konferensi, dan talkshow. Baik itu dalam skala nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya yaitu Lets Learn Public Speaking Muslimah Wahdah Islamiyah Makassar (2020), Seminar Komunikasi Nasional IAIN Batu Sangkar Sumatra Barat (2020), dan Panser Talks Bank Syariah Mandiri Semarang (2020).

Ia pun terlibat sebagai moderator dan pembicara pada event European Higher Education (2018), Health International Conference (2019), Matthew Daniel’s Marine Seminar (2020), dan diskusi “Menapak Jalan Dakwah dan Islamophobia Antara Amerika dan Selandia Baru” (2020) bersama Dr. Shamsi Ali dan Dr. Reza Abdul Jabbar.

Public speaking dan jurnalistik merupakan passion seorang Trifty. Ia sangat menyukai bekerja di televisi, dunia kreatif yang dinamis. Dibutuhkan wawasan luas, kecermatan, dan pola pikir out of the box untuk menghasilkan karya yang lebih baik dari kemarin. Pun dengan tampil di depan layar, Trifty terlihat sangat luwes karena ia pun telah lama akrab dengan dunia modeling. Ditambah lagi, ia piawai memadupadankan gaya hijab dengan fesyen yang dikenakan. Lengkap sudah!

Namun demikian, berbagai kesibukan yang menyita waktu tersebut tidak menghalangi perempuan kelahiran Bandung ini untuk meneruskan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Trifty lolos seleksi penerimaan beasiswa LPDP Kementerian Keuangan tahun 2015.

Pada tahun 2016, Trifty meninggalkan Tanah Air untuk menempuh pendidikan S2 di Northumbria University, Newcastle, Inggris. Sebuah keputusan yang berani untuk menuntut ilmu di negeri dengan mayoritas penduduk nonmuslim serta meninggalkan keluarga dan karir yang sedang berjalan on the right track.  Sepulangnya dari Inggris, Trifty sempat bekerja sebagai dosen di Universitas Pakuan, Bogor selama satu tahun.

Profesinya saat ini sebagai Country Manager UWE Bristol membuat Trifty memiliki banyak waktu bersama keluarga. Satu hal yang sulit ia dapatkan ketika dulu masih disibukkan dengan pekerjaan sebagai jurnalis. Meski demikian, ia tak meninggalkan 100% dunia yang telah membesarkan namanya itu. Trifty mengaku masih sering diminta menjadi freelance presenter dan hingga sekarang masih aktif menulis untuk media online.

Apa makna pendidikan bagi Trifty dan bagaimana ia memaknai sosok muslimah yang bermanfaat bagi orang banyak? Berikut ini obrolan inspiratif Farah.id bersama Trifty Qurrota Aini.

Alasan apa yang membuat Trifty memutuskan ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri? Dan adakah alasan tertentu mengapa memilih Inggris?

TQA: Alasan saya kuliah di luar negeri adalah untuk meng-upgrade pengetahuan dari perspektif yang berbeda dan lebih luas. Inggris terkenal dengan kualitas pendidikan yang sangat baik, karena itulah sangat banyak orang dari berbagai negara yang kuliah di sana. Selama di Inggris, saya bertemu banyak sekali teman dari berbagai negara.

Apa saja yang Trifty persiapkan untuk memulai pendidikan (dan hidup) di negeri orang?

TQA: Persiapan administrasi, persiapan fisik, mental, dan iman. Tentu banyak administrasi yang harus disiapkan, misalnya IELTS, LOA unconditional, dan lain-lain. Fisik harus sehat karena kita akan menghadapi iklim dan cuaca yang berbeda dengan Indonesia. Persiapan mental diperlukan karena kita harus siap menghadapi tantangan perbedaan budaya.

Adakah kekhawatiran yang Trifty rasakan sebelum pergi ke Inggris, dan seperti apa kekhawatiran orangtua melepas Trifty hidup sendiri di negeri orang?

TQA: Tidak banyak kekhawatiran yang dirasakan baik oleh diri saya sendiri atau orangtua. Justru saya saat itu sangat semangat. Orangtua juga tidak khawatir karena saya kuliah ke luar negeri dalam usia yang cukup dewasa, sehingga orangtua percaya saya bisa menjaga diri.

Di Inggris, Trifty mengambil jurusan apa, dan mengapa memilih jurusan tersebut?




Meutya Hafid, Mengemban Jabatan Menteri Komunikasi dan Digital di Tengah Badai Judi Online

Sebelumnya

4 Perempuan Peneliti Indonesia Raih L’Oreal-UNESCO For Women in Science 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women