ALLAH Taala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (QS Ali Imron: 200)
Masa-masa pandemi yang sudah berlangsung selama 1 tahun, menuntut kesabaran lebih dari kita, umat Allah Swt. Kita sedang diuji sejauh mana kesabaran yang dimiliki mampu mempertahankan keimanan terhadap Islam.
Cobaan datang silih berganti, mulai dari diberhentikan kerja lantaran perusahaan sudah tidak mampu membayar, kesulitan bertahan hidup akibat tidak ada lagi pemasukan, belum lagi bayang-bayang dan ancaman terpapar virus setiap saat bisa terjadi.
Seorang ulama masyur Sufyan ats Tsauri mengatakan, sebenarnya ada tiga bagian sabar yang harus dipertahankan oleh para umat Allah Swt., yaitu:
1. Jangan menceritakan musibah yang menimpamu.
2. Jangan ceritakan rasa sakitmu karena musibah.
3. Jangan puji dirimu ketika sukses menjadi orang yang sabar.
Jangan Menceritakan Musibah yang Menimpamu
Salah satu tanda tinggi tauhid seseorang adalah menyandarkan diri kepada Allah. Dialah tempat paling pertama untuk mengadu semua permasalahan, curhat, dan bahkan menangis.
Seperti halnya Nabi Ayyub As. yang selalu menerima cobaan yang sangat berat secara bertubi-tubi. Beliau sangat sabar dan mengadu kepada Allah.
Allah pun berfirman, "Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (Shad: 44)
Orang yang bersabar dan tidak menceritakan masalah atau musibah pada orang lain akan mendapatkan keutamaan yang besar.
"Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: Jika Aku (Allah) memberikan cobaan (musibah) kepada hambaKu yang beriman sedang ia tidak mengeluh kepada orang yang mengunjunginya, maka Aku akan melepaskannya dari tahanan Ku (penyakit) kemudian Aku gantikan dengan daging yang lebih baik dari dagingnya, juga dengan darah yang lebih baik dari darahnya. Kemudian dia memulai amalnya (bagaikan bayi yang baru lahir)." (HR Al Hakim, shahih)
Jangan Ceritakan Sakitmu Karena Musibah
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya:
"Seorang wanita berkata: saya sedang sakit dan kadang saya menangisi keadaan saya ketika tertimpa penyakit. Apakah tangisan ini menunjukkan rasa tidak terima dan tidak ridha terhadap takdir Allah? Padahal perasaan sedih ini muncul begitu saja. Lalu apakah menceritakan keadaan saya tersebut kepada teman-teman dekat saya juga termasuk sikap tidak ridha terhadap takdir?
Beliau menjawab, "Anda boleh saja menangis, namun cukup dengan linamgan air mata, jangan bersuara. Sebagaimana sabda Nabi Saw. ketika anaknya, Ibrahim, meninggal..
'Air mata berlinang dan hati bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu kecuali yang diridhai Allah. Dengan kepergianmu ini wahai Ibrahim, kami sangat bersedih.' (HR Al Bukhari)
Jangan Puji Dirimu Ketika Sukses Menjadi Orang yang Sabar
Allah Swt. berfirman dalam surat An Najm ayat 32:
"(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabb mu Maha Luas ampunan Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) kalian ketika Dia menjadikan kalian dari tanah dan ketika kalian masih dalam bentuk janin dalam perut ibu kalian. Maka janganlah kalian mengatakan diri kalian suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa."
Perbuatan memuji diri sendiri ketika berhasil melewati ujian Allah sangat dibenci. Karena itu sama saja mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang suci.
KOMENTAR ANDA