Anak-anak memasuki sekolah tenda yang didukung UNICEF di kamp transit Shousha di perbatasan Libya dengan Tunisia/ Net
Anak-anak memasuki sekolah tenda yang didukung UNICEF di kamp transit Shousha di perbatasan Libya dengan Tunisia/ Net
KOMENTAR

BADAN anak-anak PBB UNICEF dalam laporan terbarunya mengatakan, bahwa ada 12.000 anak yang dinyatakan meninggal atau terluka akibat perang saudara di Suriah yang berlangsung pada 10 tahun lalu.

Dalam laporannya yang dirilis pada Rabu (10/3), UNICEF juga memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa akibat perang, masa depan generasi anak-anak Suriah berada dalam situasi yang mengkhawatirkan.

"Perang telah meninggalkan kehidupan dan masa depan generasi anak-anak tergantung pada seutas benang, dengan hampir 90 persen anak-anak membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan situasi yang 'genting' bagi anak-anak dan keluarga," kata pernyataan tersebut.

Laporan tersebut juga menguraikan dampak 'mengejutkan' dari perang. Harga rata-rata sekeranjang makanan bahkan telah meningkat lebih dari 230 persen selama perang.

Lebih dari 500.000 anak di bawah usia 5 tahun menderita stunting karena kekurangan gizi kronis. Lebih dari 2 juta anak putus sekolah, 40 persen di antaranya perempuan. Dan lebih dari 5.700 anak, beberapa berusia 7 tahun, telah direkrut untuk ikut berperang.

UNICEF juga mengatakan jumlah anak yang dilaporkan yang menunjukkan gejala gangguan psikososial meningkat dua kali lipat pada tahun 2020, dari paparan terus menerus terhadap kekerasan, syok, dan trauma.

Laporan tersebut mengatakan situasinya sangat mengerikan di Suriah utara, di mana jutaan anak dan keluarga mereka telah melarikan diri dari kekerasan beberapa kali, seringkali tinggal di tenda dan menanggung hujan lebat dan salju.

Pada Maret 2011, 15 anak laki-laki ditahan dan disiksa oleh pasukan Suriah karena menulis grafiti untuk mendukung pemberontakan Musim Semi Arab tahun itu.

"Perang saudara yang sejak itu meledak telah membuat anak-anak Suriah mengalami trauma yang akan memiliki konsekuensi jangka panjang," menurut laporan itu.

UNICEF menunjukkan bahwa mereka memperluas operasi di Suriah untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan, termasuk menyediakan imunisasi rutin atau vaksinasi campak pada hampir 900.000 anak. Memberikan akses ke pendidikan formal dan non-formal kepada hampir 4 juta anak, dan meningkatkan pasokan air untuk memberikan air minum yang aman bagi lebih dari 5,4 juta orang.

"Anak-anak Suriah menunjukkan kepada kita definisi ketekunan dan tekad, meskipun tantangan "luar biasa" yang mereka hadapi," kata direktur regional badan tersebut untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.

Laporan itu juga mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk "meletakkan senjata dan datang ke meja perundingan" dan bahwa dunia tidak boleh hanya melihat melewati peringatan 10 tahun perang sebagai 'tonggak suram' lainnya.

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News