Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

WACANA pembukaan sekolah pada awal tahun ajaran baru di bulan Juli 2021 mencuat seiring vaksinasi yang sudah mulai diberikan kepada jajaran tenaga pengajar.

Menyikapi wacana tersebut, dr. Adam Prabata, kandidat PhD Medical Science di Kobe University, Jepang yang kini aktif sebagai penggiat edukasi Covid-19, dalam laman Instagramnya @adamprabata, menjelaskan risiko dan syarat berat yang harus dihadapi baik oleh pemerintah, pihak sekolah, juga orangtua siswa.

Berikut ini 6 hal penting yang wajib menjadi pertimbangan matang  sebelum memutuskan membuka sekolah untuk kegiatan pembelajaran tatap muka.

#1 Kondisi Terkini

  • Data menyebutkan bahwa 1 dari 3 anak terpapar Covid-19 yang dirawat inap berisiko masuk ICU.
  • Risiko terjadinya Multisystem Inflammatory Syndrome (MIS-C) akibat Covid-19 pada anak.

Sejak akhir tahun 2020, terdapat peningkatan kasus Covid-19 pada kelompok usia 2-10 dan 10-16 tahun bahkan melebihi kelompok usia lain. Kondisi ini tentu menuntut kewaspadaan lebih dari orangtua dalam menjaga si buah hati.

#2 Penutupan Sekolah VS Kurva Pandemi

Penutupan sekolah selama ini diketahui berhubungan dengan menurunnya penularan Covid-19 di suatu negara. Kita membaca di banyak media bahwa pembukaan sekolah di beberapa negara justru menimbulkan klaster baru.

Karena itulah, pembukaan sekolah, tanpa tindakan pencegahan yang memadai, sangat berisiko menambah penularan Covid-19. Terlebih lagi dengan adanya mutasi B.1.1.7 yang lebih cepat menular juga N439K yang telah masuk ke 30 negara di dunia.

#3 Kewajiban Pemerintah

Apabila pemerintah serius untuk membuka kembali sekolah, ada 2 hal yang harus maksimal dijalankan, yaitu:

  • Peningkatan kapasitas dan pemerataan tes PCR di seluruh Indonesia.
  • Peningkatan kemampuan tracing dari kasus positif Covid-19.

Tanpa tes PCR berskala besar dan tracing efektif, pembukaan sekolah bisa dibilang sebagai 'tindakan bunuh diri' dalam perang melawan pandemi.

#4 Kewajiban Sekolah

Pihak sekolah harus memastikan 4 hal ini tersedia selama pembelajaran tatap muka.

  • Memastikan ventilasi kelas adekuat (memenuhi syarat), dengan cara membuka pintu dan jendela saat belajar, memberlakukan belajar di luar ruangan (outdoor) jika memungkinkan, dan menggunakan pembersih udara dengan HEPA filter jika ada.
  • Menyediakan tempat cuci tangan yang banyak dan hand sanitizer. Jangan sampai ada antrean berkerumun saat ingin mencuci tangan karena jumlahnya terlalu sedikit dibandingkan jumlah siswa yang hadir di sekolah.
  • Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Batasi pergerakan interaksi hanya dalam kelompok kecil. Jika ada yang positif, seluruh anggota kelompok kecil wajib dikarantina.
  • Mendukung pencegahan Covid-19 secara maksimal. Sekolah menerapkan aturan masker dan menjelaskan cara yang benar memakai masker, mengatur jarak dan waktu masuk sekolah, dan menyediakan opsi belajar jarak jauh.

#5 Pencegahan Ekstra Kolaborasi Pemerintah dan Sekolah

Kerja sama pemerintah dan sekolah termasuk dalam fasilitasi tes Covid-19  bagi guru, staf sekolah, dan siswa jika ada gejala atau kontak erat. Jika memungkinkan, sekolah juga melakukan screening Covid-19 secara berkala.

Tidak hanya tes dan screening, vaksinasi untuk guru dan staf sekolah juga harus dipatuhi sesuai giliran yang telah dijadwalkan.

#6 Kewajiban Orangtua

Jika ingin pembukaan sekolah tidak menjadi klaster baru Covid-19, orangtua wajib menyiapkan 3 hal ini:

Mengajarkan protokol kesehatan agar anak siap menjalankannya dengan disiplin di sekolah dan sadar akan konsekuensi berat jika melanggarnya.

Mendukung anak secara mental untuk kembali bersekolah. Buat anak merasa nyaman dan tidak stres dengan protokol kesehatan yang harus dijalankan.

Siap bekerja sama dengan sekolah untuk pencegahan dan mitigasi covid-19.

Nah, melihat pemaparan dr. Adam tersebut, kita melihat syarat berat yang harus dijalankan sebelum membuka kembali sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Sangat tidak mudah, bukan?

 

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News