FAKTA mengenai seseorang yang masih terinfeksi Covid-19, padahal ia sudah menjalani vaksinasi hingga dosis kedua, terus menjadi perbincangan hangat masyarakat. Kondisi ini yang membuat sebagian besar warga ragu-ragu untuk mengikuti imunisasi.
Terkait hal ini, juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi menjelaskan, memang seseorang yang sudah dua kali mendapat dosis vaksin masih memiliki kemungkinan tertular. Hanya saja, gejala yang dirasa tidak akan seberat sebelumnya.
"Vaksin tidak mencegah orang tertular, tapi kalau ada virus masuk akan memberikan perlawanan sehingga mereka tidak sakit, atau kalau sakit cenderung ringan, bahkan tidak ada gejala," tegas Siti.
Karena masih besar kemungkinan terpapar, maka wajib mematuhi protokol kesehatan meskipun sudah divaksinasi lengkap. Apalagi belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir, bahkan kini muncul berbagai varian baru.
"Yang pasti harus Prokes, ya," katanya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga berulang kali menegaskan bahwa vaksin tidak 100 persen melindungi dari infeksi Corona. Kekebalan pun tak langsung terbentuk setelah divaksin. Perlu waktu berminggu-minggu bagi tubuh untuk membangun antibodi setelah divaksin. Ini adalah pengingat, bahwa vaksin bukanlah obat mujarab dan penangkal Covid-19.
Jadi, mengakhiri pandemi membutuhkan waktu dan kepatuhan terus menerus pada praktik kesehatan masyarakat yang mendasar, seperti menjaga jarang, memakai masker mencuci tangan di air mengalir, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.
KOMENTAR ANDA