Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PANDEMI membuat peran Bunda di rumah semakin berat. Tidak hanya urusan rumah tangga, bagi Bunda yang biasa bekerja di luar rumah membuat tugas kian menumpuk.

Belum lagi mengurus anak yang tidak sederhana, karena harus mengurangi aktivitas bermainnya di luar rumah, bersama teman-temannya. Alhasil, bosan, panik dan stres mengintai Bunda.

Survei Babyologist yang dilakukan belum lama ini mengungkapkan, 69 persen Bunda merasa pernah ingin lari dari tanggung jawabnya akibat kelelahan dan frustasi terhadap diri sendiri. Jika demikian, Bunda telah mengalami "Parental Burnout".

"Parental Burnout adalah kondisi kelelahan yang sangat intens dalam menjalankan pengasuhan, sehingga membuat Bunda merasa secara emosional jauh dengan anak dan meragukan kemampuan diri sendiri dalam menjalani peran sebagai orangtua," kaya psikolog keluarga dan Co-Founder Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima, M.Psi, dalam acara virtual LazBaby Media Briefing, beberapa waktu lalu.

Saskhya kemudian memaparkan karakteristik Parental Burnout, yaitu:

1. Kelelahan fisik dan mental dalam menjalani peran mengasuh anak. Akibatnya Bunda gampang marah saat kelelahan.

2. Tidak lagi menemukan kesenangan atau kebahagiaan saat mengasuh anak.

3. Terus menerus merasa sebagai orangtua yang gagal dan tidak baik.

4. Menjauhkan diri secara emosional dari anak, seperti membatasi waktu berinteraksi dengan anak.

Lalu, bagaimana mencegah Parental Burnout?

Menurut Saskhya, Bunda perlu mengelola emosi dan beristirahat sejenak. Lakukan manajemen emosi dengan cara-cara berikut ini:

• Mengatur rutinitas harian dengan membuat jadwal di tengah ketidakpastian untuk membantu ketenangan batin.

• Menjaga lifestyle, termasuk makan sehat dan olahraga. Karena sebanyak 90 persen hormon senang itu ada di usia. Jadi, perhatikan yang dimakan agar bisa bahagia.

• Latihan menyadari emosi yang terjadi pada diri kita, mulai dari apa yang seringkali membuat kita reaktif. Misal, duduk sebentar menyadari perasaan, diam dulu, minum, kemudian beribadah, baru berpikir secara logika.

• Sediakan waktu sendiri atau me time untuk melakukan sesuatu yang Bunda senangi. Jangan menganggap me time sebagai sesuatu yang egois, tapi tanggung jawab terhadap diri sendiri agar bisa berfungsi lebih baik sebagai ibu.

• Perkuat support system yang positif untuk Bunda.

• Eksplorasi indra-indra untuk membantu meregulasi emosi harian. Misalnya, mengonsumsi makanan kesukaan atau menggunakan aromaterapi untuk menenangkan diri.

Apapun yang bisa mengeksplorasi Indra, dapat membuat perasaan netral,arena Indra adalah pintu masuk untuk memanage emosi.

 




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting