PARIS tak hanya dikenal dengan fashion brand papan atas asal Perancis seperti CHANEL atau YSL. Ada KENZO, yang disebut-sebut sebagai label Jepang paling sukses di ibu kota Prancis itu.
KENZO lahir dari kreativitas seorang Kenzo Takada, pria yang lahir pada 27 Februari 1939 di Himeji, dekat kota Osaka dan tumbuh di Tokyo. Ketertarikan pada dunia fesyen tumbuh sejak Kenzo kecil gemar membaca majalah milik kakak perempuannya.
Kala itu tabu bagi seorang pria untuk bekerja di industri mode. Kenzo bahkan tidak diizinkan masuk sekolah desain. Namun Kenzo memberanikan diri untuk mempelajari fesyen secara formal di Bunka Fesyen College, Tokyo pada tahun 1958. Sekolah fesyen tersebut baru saja membuka pintu kelasnya bagi kaum pria untuk pertama kali.
Kenzo termasuk mahasiswa yang berprestasi. Terbukti dia memenangkan kompetisi fesyen bergengsi Soen Award pada tahun 1961 lalu mulai bekerja untuk department toko serba ada Sanai sebagai desainer pakaian wanita. Ia membuat hingga 40 gaya fesyen setiap bulan.
Pada tahun 1964, Kenzo Takada memutuskan pergi ke Paris demi mengejar impiannya meniti karier di kota yang dikenal sebagai pusat mode dunia itu. Nama desainer ternama Prancis Yves Saint Laurent merupakan sosok yang sangat dipuja Kenzo.
Naik kapal dari Jepang selama enam minggu pada 1964, Kenzo melewati Hong Kong, Saigon, Singapura, Sri Lanka, Bombay, dan Mesir sebelum akhirnya tiba di Paris pada musim dingin 1965. Meskipun hampir tidak bisa berbahasa Prancis dan menghadapi norma budaya yang berbeda, sama sekali tidak mengganggu Kenzo untuk memulai mereknya sendiri.
Beberapa bulan pertama di Paris, Kenzo hanya menjual sketsa ke rumah mode demi menyambung hidup. Setelah lima bulan, Kenzo mulai membuat sketsa dan menjual sketsa pertamanya ke aktris Brigitte Bardot yang kemudian membawanya ke Elle dan beberapa majalah lainnya.
Kenzo membuka butik pertamanya pada tahun 1970. Butik itu bertempat di toko bekas pakaian antik di Gallerie Vivienne yang direnovasi sendiri oleh Kenzo. Itu juga tempat show perdananya. Toko tersebut kemudian pindah ke 28 Passage Choiseul di arondisemen 2e Paris, di mana pakaiannya mulai menarik lebih banyak perhatian.
Desain baju perempuan Kenzo yang lebih eksploratif dalam volume dengan permainan tabrak motif dan elemen bernuansa Asia bagaikan angin segar di tengah dominasi gaun-gaun elegan khas desainer Prancis. Negara asal Kenzo, Jepang, memang menjadi sumber inspirasi untuk setiap koleksi rancangannya. Dia konsisten menggunakan eksplorasi warna dan volume yang memadukan gaya Timur dan Barat.
Kenzo adalah desainer pertama yang bereksperimen dengan ide mode tanpa gender. Dia tidak pernah menyesuaikan diri dengan ide stereotip mode maskulin dan feminin.
Dia menciptakan koleksi pakaian siap pakai 45 tahun sebelum diadopsi secara luas dalam industri. Kenzo juga desainer Jepang pertama yang menghadirkan terobosan motif pola bunga di ranah couture yang sebelumnya didominasi desainer Eropa.
Palet warnanya selalu cerah, diisi dengan kombinasi warna dan pola berbeda yang mencerminkan beragam etnis di dunia. Karya Kenzo sangat mencerminkan zeitgeist (semangat zaman) dari era internet. Dia sangat inovatif dalam menerjemahkan banyak gaya unik untuk mencapai komposit yang kuat.
Di awal era 80-an, butik KENZO telah menyebar di seluruh dunia mulai dari London, New York, Milan, Roma, dan Tokyo kemudian Munich, Venice, Hong Kong, Bangkok, juga Singapura.
Bisnisnya terus berkembang, hingga pada tahun 1983 Kenzo meluncurkan koleksi busana pria. Menyusul kemudian lini khusus jeans pada 1986 yang diikuti peluncuran produk parfum pada 1988.
Parfum wanitanya dimulai dengan Kenzo de Kenzo, Parfum d'été, Le monde est beau, dan L'eau par Kenzo. Parfum pria pertamanya, Kenzo pour Homme, hadir pada tahun 1991. FlowerbyKenzo, diluncurkan pada tahun 2000, dan sejak itu menjadi wewangian andalan untuk merek Kenzo Parfums.
Pada 1993, brand KENZO resmi menjadi bagian LVMH setelah dibeli seharga US$ 80 juta. Enam tahun kemudian, Kenzo Takada mengumumkan pensiun dari brand yang didirikannya untuk fokus pada dunia seni. Ia kemudian mendirikan brand K-3.
Kenzo Takada telah berpulang pada 4 Oktober 2020 pada usia 81 tahun, hanya beberapa hari setelah koleksi Spring-Summer 2021 KENZO karya desainer Felipe Oliveira Baptista diperagakan di Paris Fesyen Week.
Penghormatan terakhir mengalir dari seluruh dunia untuk Kenzo Takada yang meninggal di sebuah rumah sakit di Paris akibat komplikasi yang terkait virus corona.
Walau Kenzo Takada telah pergi, brand KENZO tetap eksis di tengah persaingan sengit industri fesyen global. KENZO pun sukses menancapkan citra sebagai label fesyen yang modern dan berjiwa muda.
KOMENTAR ANDA