Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BERITA Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalilah terkena Covid-19—dengan status OTG (Orang Tanpa Gejala)—setelah dua kali menerima vaksin membuat masyarakat bingung.

Tak heran banyak orang mempertanyakan kembali efektivitas dan efikasi vaksin Sinovac dalam memerangi virus corona.

Melalui laman Instagram @adamprabata, dr. Adam Prabata yang sedang menjalani studi Medical Sience di Kobe University sekaligus penggiat edukasi Covid-19 menjelaskan 3 fakta terkait vaksin yang harus kita pahami dengan baik.

#1 Efikasi vaksin Sinovac baru diketahui untuk mencegah Covid-19 bergejala.

Tingkat efikasi 65,3% di Indonesia, 50,4% di Brazil, dan 91,25% di Turki merupakan tingkat efikasi vaksin Sinovac dalam mencegah terjadinya Covid-19 bergejala.

Press release Sinovac menyebutkan hingga saat ini belum diketahui secara pasti kemampuan vaksin Sinovac untuk mencegah Covid-19 asimptomatik.

#2 Kemampuan vaksin Sinovac untuk mencegah tertular dan menularkan belum diketahui pasti.

Artinya, belum diketahui secara pasti kemampuan vaksin Sinovac untuk mencegah seseorang tertular atau terinfeksi Covid-19.

Begitu juga sebaliknya, belum diketahui secara pasti kemampuan vaksin Sinovac mencegah seseorang yang positif untuk menularkan orang lain.

#3 Manfaat vaksin Sinovac mencakup tiga kondisi.

Lalu apa sebenarnya manfaat vaksin Sinovac?

Pertama, mencegah kasus Covid-19 bergejala (tingkat efikasi 65,3%).

Kedua, mencegah Covid-19 yang membutuhkan penanganan medis (tingkat efikasi 83,7%).

Ketiga, mencegah rawat inap, sakit berat, dan meninggal akibat Covid-19 (tingkat efikasi 100%).

Tiga fakta di atas menunjukkan bahwa terdapat risiko bagi orang yang sudah menerima vaksin untuk terinfeksi Covid-19. Namun risiko untuk Covid-19 bergejala, sakit berat, rawat inap, hingga meninggal dunia sangat berkurang.

Dengan memahami bahwa vaksin Sinovac belum diketahui pasti kemampuannya dalam mencegah seseorang tertular Covid-19, orang yang telah menerima vaksin tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Harus diingat, mematuhi protokol kesehatan adalah kunci utama untuk mengurangi angka penularan Covid-19 demi menurunkan kurva pandemi.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News