Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

ADA dua jenis utama obat penghilang rasa sakit (analgesik), yaitu Paracetamol dan Ibuprofen. Paracetamol alias acetaminophen bisa ditemukan di merk Panadol, Bisolvin, Tempra, dan sebagainya. Sedangkan Ibuprofen sebagai obat anti peradangan non steroid (NSAID) bisa ditemuka di naproxen dan aspirin.

Dua jenis obat tersebut adalah penghilang rasa sakit dan penurun demam yang paling umum digunakan, terutama pada anak-anak. Walau begitu, ada banyak perbedaan antara dua obat ini terutama bagaimana obat tersebut bekerja, seberapa cepat, dan berapa lama bertahan, serta apa saja efek samping dan interaksinya dengan obat lain.

Kapan harus minum Paracetamol atau Ibuprofen?

Paracetamol membantu menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang dan memiliki efek mirip dengan aspirin. Namun Paracetamol tidak mempercepat penyembuhan peradangan. Paracetamol juga tidak akan bekerja efektif menyembuhkan nyeri punggung bawah. Seperti dikutip dari hellosehat.com

Paracetamol justru lebih dikenal menurunkan demam berkat sifat anti piretiknya yang berguna untuk gejala flu, pilek, dan batuk yang disertai demam dan sakit kepala. Juga untuk meringankan sakit tenggorokan dan mayoritas nyeri non-saraf, seperti nyeri otot dan sendi, atau nyeri menstruasi/kran perut.

Dan menurut Medical Daily, sebuah studi baru di Australia membuktikan bahwa Paracetamol dapat memberikan sedikit menfaat jangan pendek untuk penderita osteoarthritis, beberapa sakit tenggorokan yang disebabkan bakteri infeksi sekunder.

Meskipun tidak ada bukti cara kerjanya, salah satu teori menduga bahwa Paracetamol menghentikan persepsi rasa sakit dan pelepasan senyawa kimia tertentu di otak. Paracetamol juga dapat digunakan saat perut kosong atau sesudah makan.

Bagaimana dengan Ibuprofen?

Ibuprofen bekerja sangat baik pada peradangan, seperti arthritis atau sakit leher, dan cederanlain. Ampuh menangani demam, sakit kepala biasa hingga sedang, migrain, sakit kwpala tensi, sakit gigi, remarjk, Juvenile arthritis, nyeri punggung bawah, pembengkakan akibat keseleo atau terkilir, hingga nyeri pasca pembedahan.

Ibuprofen bekerja dalam dua cara, yaitu memblokir produksi senyawa kimia mirip hormon prostaglandin dalam aliran darah yang menyebabkan peradangan dan nyeri. Dan, bertindak mengurangi peradangan atau iritasi yang mengitari luka, sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Orang dewasa bisa menggunakan Ibuprofen berbarengan dengan Paracetamol, tapi tidak dianjurkan untuk anak-anak. Efek penghilang rasa sakit dari Ibuprofen langsung terjadi saat meminumnya, tetapi efek anti inflamasi ya didapat setelah tiga minggu mengonsumsinya.

Ibuprofen dapat meningkatkan risiko serangan jantung fatal atau stroke, terutama pada penggunaan jangka panjang atau dalam dosis tinggi, atau jika memiliki riwayat penyakit jantung. Jangan menggunakan obat ini setelah operasi bypass jantung.

 




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health