MASA lalu seringkali dijadikan pengalaman berharga oleh seseorang. Tak terkecuali bagi Imaniar, yang memiliki masa kelam lewat kisah orang terdekatnya terlibat obat-obatan terlarang.
Imaniar kecil tinggal di daerah Baturaja, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menurut dia, di daerah tersebut obat-obatan terlarang dan narkotika sangat kental sekali. Tidak jarang ia melihat anak-anak muda yang terkapar di pinggir jalan karena mengonsumsi narkoba.
"Narkoba itu jahat sekali. Saya punya pengalaman sangat tidak menyenangkan dengan obat-obatan terlarang. Dulu, saya punya asisten yang sudah 12 tahun bekerja sama dan terpaksa harus dipecat lantaran terlibat narkoba," kenang pimpinan Imaniar Production (Impro) itu kepada Farah.id, Minggu (28/3).
"Asisten saya ini (perempuan) menikah dengan seorang laki-laki yang saya juga kurang kenal background nya bagaimana. Awalnya sih biasa saja, tapi suatu ketika saat ia pegang alat make up, tangannya gemetar dan make up saya jatuh ke lantai. Dari situ saya tahu dia seorang pemakai. Sedih sekali, karena orang yang selama ini saya kenal baik tiba-tiba harus kenal dengan benda jahat itu," ceritanya.
Dari kenangan-kenangan itulah, Imaniar bertekad untuk berjuang melawan narkotika. Dan harapannya pun terwujud, dia bertemu dengan Kepala BNNK Jakarta Selatan, Dik Dik Kusnadi.
"Ketemu dengan Pak Dik Dik itu sebenarnya sudah lama, saat jadi juri lomba nyanyi yang temanya tentang narkoba. Tapi waktu itu, ya biasa saja. Bahkan sempat hilang kontak," kata Imaniar.
Seperti tidak ingin melewatkan peluang emas, Imaniar langsung mengajak Dik Dik melakukan sesuatu hal yang positif untuk memberantas narkoba lewat keahliannya, bernyanyi.
Bak gayung bersambut, Dik Dik mengiyakan permintaan Imaniar yang langsung membuat sebuah lagu melalui handphone miliknya. Imaniar kemudian meminta Iwang Noorsaid (musisi) untuk dibuatkan iramanya, dan meminta grup Rap Neo untuk membawakan bagian rapnya.
"Cuma lewat handphone, karena awalnya saya pikir hanya iseng-iseng. Tapi jadi juga lagi itu (War on Drugs). Saya kemudian dengarkan ke Pak Dik Dik dan beliau suka. Kemudian beliau langsung kontak Pak Amran Rusmadi (Direktur Utama Relasindo Foundation) untuk menindaklanjuti lagu ini," tutur Imaniar.
"Pembuatan lagu ini cukup singkat, hanya lewat handphone kemudian diedit lewat laptop. Yang masuk studio itu hanya Pak Dik Dik dan Pak Amran, mereka sangat antusias," ujar dia.
Saking antusiasnya, Dik Dik dan Amran langsung mengungkap "War on Drugs" ke akun media sosialnya. Lalu, Imaniar diajak Dik Dik menemui Kepala BNN Irjen Petrus Reinhard Golose.
Sambutan luar biasa diterima Imaniar. Petrus langsung mengajaknya membuat video klip.
"Luar biasa perjalanan ini, sangat jadi bangga karena Pak Petrus sendiri yang langsung menerima master single War on Drugs. Empat hari launching, sambutan pendengar juga luar biasa. Lagu ini sudah ada di Spotify, RBT, TikTok, YouTube dan di BNN sendiri jadi lagu wajib," Imaniar bangga.
"Saya berharap, kerja sama ini terus berlanjut. Perang melawan narkoba tidak boleh berhenti di sini," tegas dia.
Terakhir Imaniar berpesan, untuk teman-teman yang memiliki bakat besar di bidangnya masing-masing, ikutlah berperan menyadarkan masyarakat tentang bahaya narkoba, karena obat-obatan terlarang jelas menghancurkan bangsa.
"Tanggung jawablah pada diri sendiri, positif mengerjakan sesuatu, dan bergaullah dengan orang-orang yang positif. Karena mereka yang terperosok ke dalam narkoba adalah yang sedang mencari jati diri, sudah tidak ngetop lagi atau frustasi ditinggal orang tersayang. Mereka yang jahat melihat hal itu sebagai peluang untuk menjerumuskannya ke narkotika. Jadi, stop narkoba!" demikian Imaniar.
KOMENTAR ANDA