Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PERNIKAHAN selebriti Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar menjadi pemberitaan viral yang mewarnai jagat media massa dan media sosial dalam 2 minggu terakhir. Di usia terbilang muda, keduanya mantap mengikat janji suci untuk membina rumah tangga.

Sebagian besar orang berpendapat bahwa usia muda kerap diwarnai gejolak 'darah muda' yang dianggap banyak orang menjadi satu penyebab tidak langgengnya sebuah pernikahan. Padahal kita tahu, kedewasaan berpikir tidak selalu berbanding lurus dengan usia.

Banyak orangtua kita yang menikah di usia belia, belajar saling mencintai seiring waktu, lalu berhasil mengarungi pernikahan langgeng hingga maut memisahkan. Meskipun banyak juga yang gagal memertahankan rumah tangga dan menuding usia muda dan ego sebagai penyebab hadirnya perselisihan demi perselisihan.

Tanpa disadari, kematangan pikiran dan sikap seseorang untuk bisa mengarungi rumah tangga dipengaruhi oleh pengasuhan orangtuanya.

Ketika orangtua mengajarkan anak sejak dini untuk menjadi individu yang memiliki hati bersih untuk berbagi, belajar untuk menempa diri untuk menjadi lebih baik setiap harinya, juga menghargai perbedaan antara manusia, bukan mustahil bahwa seorang remaja bisa memiliki karakter unggul yang tidak dimiliki paruh baya.

Jika berbicara tentang perempuan, maka harus ada kesiapan mental untuk bisa mematuhi dan mengabdi pada suami. Ketika ia terbiasa melejitkan diri dengan berbagai pencapaian dalam kehidupan personal maupun profesional, terbiasa mandiri mengambil keputusan, bahkan memimpin orang lain, semua harus bisa diseimbangkan dengan posisinya kelak saat berumah tangga.

Suami adalah imam. Suami adalah pemimpin. Suami adalah penanggung jawab keluarga. Istri adalah makmum. Suami yang baik tentulah imam yang membawa kebaikan bagi makmumnya, mendidik makmumnya, menjaga makmumnya, menyenangkan makmumnya, dan memimpin makmumnya berjalan beriringan menuju keridhaan Allah.

Duhai Istri, Perhatikan 3 Sifat Ini

Syeikh Saleh bin Ahmad al-Ghazali mengatakan ada tiga sifat penting istri yang didamba suami. Tiga sifat itu adalah cerdas, sabar, dan sederhana.

Pertama, cerdas. Kecerdasan membuat istri dapat memandang semua kejadian sesuai dengan duduk perkara sebenarnya.

Ia tidak mudah terpengaruh omongan buruk orang lain yang mencoba memancing di air keruh.

Ia tidak akan melebih-lebihkan sebuah kejadian untuk menarik simpati orang lain. Dan ia pun memahami bahwa setiap hal tentu memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus disikapi dengan bijak. Istri cerdas adalah istri yang memahami maslahat ilmu dalam kehidupan pernikahannya.

Kedua, sabar. Kesabaran memudahkan istri melalui waktu sulit dan sempit yang menghampiri rumah tangganya. Karena hidup adalah putaran kemudahan dan kesulitan, seorang istri yang sabar tidak mudah mengeluh dan tidak mudah menyerah ketika rumah tangganya disapa masalah.

Ia mendekatkan diri kepada Allah untuk berpasrah. Ia mendekatkan diri dengan suaminya untuk bersama-sama mencari jalan keluar yang baik dari permasalahan. Kesabaran menjadikannya perempuan tangguh yang tidak terpuruk oleh kesulitan hidup.

Ketiga, sederhana. Kesederhanaan menjadikan rumah tangga nyaman dan teratur. Istri yang sederhana akan memiliki prioritas dalam mengurus rumah tangga.

Bukan berarti hidup seirit-iritnya, tapi mengelola kehidupan rumah tangga berdasarkan tingkat kebutuhan. Mendahulukan yang paling mendesak, namun tidak pelit manakala harus mengeluarkan lebih besar untuk memenuhi kepentingan keluarga.

Ketiga sifat di atas sangat didambakan suami ada dalam diri istrinya. Karena dengan 3 sifat itulah, suami akan merasakan kenyamanan yang membuatnya bahagia dan betah menjalani suka duka berumah tangga.

 




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur