VARIAN serta mutasi baru virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19 mulai bermunculan di banyak negara beberapa waktu belakangan.
Di tanah air sendiri, baru-baru ini dikonfirmasi munculnya kasus varian B.1.1.7 dan yang terbaru adalah adanya kasus dengan mutasi E484K atau biasa disebut "Eek".
Lantas, sebenarnya mengapa virus corona bisa cepat bermutasi seperti saat ini?
"Dari mana sih varian itu muncul? Dari perilaku kita. Secara sadar atau tidak, dengan kita. tidak mematuhi protokol kesehatan, lepas masker, berkerumun, beraktivitas lama di ruangan tertutup dengan banyak orang, itu justru membuat virus mudah menular," kata pakar biomolekuler dari Universitas YARSI Ahmad Rusjan Utomo dalam program Bincang Sehat bertajuk "Mutasi Baru Penyebab Covid-19, Apa Yang Perlu Diketahui?" pada Jumat (9/4).
"Ketika si virus itu menular, maka kemungkinan dia akan menemukan apa yang disebut dengan korban ideal, itu lebih tinggi," sambungnya.
Siapa yang dimaksud dengan "korban ideal" itu?
"Itu adalah tema-teman kita sendiri, rekan, sahabat, keluarga yang imunnya tidak seimbang, contonya mereka yang immunocompromised (mereka dengan kelainan imunitas bawaaan)," terang Ahmad.
Jika virus masuk ke orang dengan kondisi semacam itu, maka virus tersebut akan "berpesta" karena masuk ke "korban ideal" yang tidak mampu melawan virus secara efektif. Dari sini lah, varian atau mutasi baru dari virus tersebut bisa terjadi.
"Karena tidak ada perlawanan dari sistem imun, misalnya, maka dia (virus) menemukan korban yang tepat di mana dia akan berevolusi," jelasnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu panik akan munculnya banyak varian serta mutasi baru dari virus corona. Pasalnya, virus tersebut masih merupakan virus yang sama, yakni SARS-Cov-2, sehingga cara mencegahnya juga masih sama, yakni menjalankan protokol kesehatan dengan tepat dan konsisten.
"Saya lebih takut pada manusia sekitar yang tidak melakukan protokol kesehatan dengan baik daripada mutasi baru," selorohnya.
KOMENTAR ANDA