Ilustrasi suntik vaksin/ Net
Ilustrasi suntik vaksin/ Net
KOMENTAR

BANYAK orang bertanya, “Apakah vaksin dapat menyebabkan hasil tes swab PCR atau swab antigen menjadi positif?”

Contohnya, ketika salah satu anggota keluarga menerima vaksin Covid-19, penerima vaksin tersebut diminta menjalani ‘isolasi mandiri’ hingga terpisah dari penghuni rumah lainnya. Alasannya, vaksin Covid berisi virus.

Meskipun virus yang terkandung dalam vaksin sudah mati, masih banyak orang menganggap besar kemungkinan si penerima vaksin dapat menulari orang-orang terdekatnya.

dr. RA Adaninggar, SpPD, spesialis penyakit dalam yang juga seorang edukator pandemi Covid-19 menjelaskan beberapa fakta untuk menjawab pertanyaan di atas, seperti dimuat dalam laman Instagram @pandemictalks.

#1 World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa vaksin membentuk kekebalan tanpa rasa sakit.

#2 Vaksin Covid berisi virus yang berada dalam kondisi INAKTIF. Artinya, virus tersebut tidak mungkin kembali aktif hingga menyebabkan sakit.

#3 Vaksin disuntikkan ke dalam otot lengan dan virus yang INAKTIF tidak bisa ‘berpindah’ dan menembus mukosa nasofaring/ orofaring untuk terdeteksi pada pemeriksaan swab.

#4 Hasil swab PCR atau swab antigen TIDAK MUNGKIN menjadi positif gara-gara menerima vaksin.

#5 Jika ditemukan hasil positif pada tes swab PCR atau swab antigen setelah seseorang divaksinasi, maka paparan atau infeksi virus dari luar terjadi sebelum atau sesudah vaksinasi.

#6 SANGAT PENTING mematuhi protokol kesehatan setelah divaksinasi untuk mencegah paparan dan infeksi dari luar.

#7 Perlu juga dipahami bahwa vaksin tidak menyebabkan perburukan kondisi infeksi Covid-19 yang sudah terjadi sebelum atau sesudah vaksinasi.

Di sisi lain, masih banyak orang menganggap vaksin adalah ‘pemusnah’ Covid-19 paling ampuh sehingga mereka meninggalkan protokol kesehatan setelah divaksinasi. Banyak orang setelah menerima vaksin lalu berlibur atau pulang kampung. Hal itu sebaiknya dihindari.
 
Pastikan 5 M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) menjadi kebiasaan baru kita di masa new normal.

 

 

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News