KOREA Development Institute (KDI) dalam laporan penelitian terbarunya mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19, kaum perempuan, terutama di Korea Selatan, telah menjadi pihak yang paling mengalami guncangan dalam hal pekerjaan dibanding laki-laki.
Dalam laporannya yang dirilis pada Kamis (22/4), KDI mencatat bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan pukulan telak bagi pekerja perempuan yang sudah menikah, dibandingkan dengan pukulan yang diterima pekerja laki-laki yang sudah menikah.
“Jumlah pekerja perempuan berusia antara 25 dan 54 tahun menurun 541.000 per tahun pada Maret tahun lalu, jauh lebih besar daripada penurunan 327.000 untuk laki-laki,” laporan itu menunjukkan, seperti dikutip dari Yonhap, Kamis (22/4).
Laporan itu mengatakan perempuan mengalami dampak yang lebih besar. Segmen layanan langsung, sektor yang memiliki proporsi lebih tinggi mempekerjakan perempuan, terpukul parah oleh pandemi.
Sektor layanan seperti restoran, perhotelan, dan pengecer kecil, telah menanggung beban pandemi. Orang menahan diri untuk mengunjungi toko karena kekhawatiran infeksi di tengah aturan jarak sosial yang lebih ketat.
Segmen akomodasi dan layanan makanan melaporkan penurunan 159.000 pekerjaan tahun lalu, dan sektor grosir dan eceran kehilangan 160.000 pos, menurut badan statistic. Sektor jasa pendidikan juga melaporkan penurunan 86.000 pekerjaan pada tahun 2020.
Sepanjang tahun 2020, Korsel kehilangan 218.000 pekerjaan, terbesar sejak krisis keuangan Asia 1997-98.
Laporan KDI juga mengatakan lebih banyak ibu yang bekerja harus berhenti dari pekerjaan mereka untuk merawat anak-anak di rumah, karena pandemi mendorong sekolah untuk menunda pembukaan dan melanjutkan kelas online.
“Terhentinya karir perempuan akibat pandemi menyebabkan hilangnya modal manusia secara permanen. Hal ini dapat mengurangi produktivitas dan vitalitas ekonomi setelah pandemi berakhir,” kata laporan itu.
KOMENTAR ANDA