SUATU waktu sahabat melihat Rasulullah SAW mengucapkan Aamiin hingga tiga kali usai shalat Idul Fitri. Sahabat begitu heran, sebab sebelumnya Nabi tidak sedang berdoa. Kemudian dia bertanya:
"Ada apa, ya Rasul. Kenapa engkau mengucapkan Aamiin hingga tiga kali?"
Rasul menjawab, "Tadi sehabis shalat, datang malaikat Jibril kepadaku. Beliau berkata, 'Ya Muhammad, saya mau berdoa kepada Allah Swt., maukah engkau mengamini?' Aku jawab, 'Tentu, ya Jibril'."
Ternyata, Jibril berdoa tentang tak diterimanya puasa umat muslim karena tiga hal ini:
1. Anak yang durhaka kepada orangtua
"Ya Allah Swt., saya memohon kepadaMu, jangan Engkau terima puasanya anak yang durhaka kepada ibu dan bapaknya," begitu doa Jibril yang langsung diamini Rasulullah.
Setinggi apapun pangkat atau kedudukan anak, bahkan memiliki banyak harta, namun jika sudah menyakiti orangtua maka Jibril.mendoajan dan diamini oleh Rasul agar puasanya tidak diterima Allah Swt.
2. Istri yang durhaka kepada suami
"Ya Allah Swt., saya memohon kepadaMu, jangan Engkau terima puasanya istri yang durhaka kepada suami," doa Jibril yang diamini Rasulullah.
Mungkin wanita ada yang bertanya, bagaimana jika suami yang durhaka kepada istri? Poinnya, suami adalah pemimpin rumah tangga dan akan dimintai pertanggungjawaban atas istrinya.
Dalam surat Al Baqarah ayat 187 disebutkan, "Suami istri bagaikan pakaian."
Jika demikian, sudah pasti untuk menutupi. Suami dan istri harus saling menutupi kekurangan masing-masing.
3. Muslim yang tak mau memaafkan saudaranya sesama muslim
"Ya Allah Swt., saya memohon kepadaMu, jangan Engkau terima puasanya muslim yanh tak mau memaafkan saudaranya sesama muslim" doa Jibril yang kembali diamini Rasulullah.
Memaafkan memang lebih berat dari meminta maaf, tetapi memberi maaf jauh lebih mulia daripada meminta maaf. Orang sufi mengajarkan, tak ada dosa kecil kalau ditumpuk terus menerus dan tak ada dosa besar jika setiap hari digempur istighfar.
Rasulullah bersabda, "Silaturahmilah kau kepada orang yang marah denganmu, bahkan dengan orang yang pelit sekalipun."
Ka'ab al-Ahbar ra (tabiin) berkata:
"Barangsiapa puasa Ramadan sedangkan dalam hati dia berniat seusai bulan Ramadan dia tidak akan bermaksiat, dia akan masuk Jannah tanpa ditanya dan tanpa dihisab. Dan barangsiapa puasa Ramadan sedangkan dalam hati dia berniat setelah Ramadan akan kembali maksiat, maka puasanya tertolak (tidak diterima Allah)." (Lathoif al-maarif: 136-137)
Seorang ulama juga mengatakan, "Di antara ganjaran amal sholeh adalah amal sholeh setelahnya. Dan di antara ganjaran dosa adalah dosa setelahnya." (Tafsir Ibnu Katsir 8/417)
Ali bin Abi Thalib berkata:
"Hendaklah kalian lebih memerhatikan agar amal kalian diterima (setelah beramal), daripada perhatian kalian terhadap amalan kalian (tatkala sedang beramal). Apakah kalian tidak mendengar fIrman Allah, 'Sesungguhnya Allah hanya menerimadari orang-orang yang bertakwa,' (Qs Al Maidah: 27)" (Tafsir Ibnu Katsir, Qs Al Maidah: 27)
Maka jika seseorang berniat kembali bermaksiat setelah Ramadhan, maka ia tidak termasuk di antara ciri orang bertakwa.
KOMENTAR ANDA