Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SEJAK beberapa hari lalu, Menteri Kesehatan mengumumkan bahwa telah ditemukan dua varian Covid-19 baru asal India dan Afrika Selatan di Indonesia. Kedua varian itu disebut-sebut tidak dapat terdeteksi oleh tes PCR, tes Covid-19 yang selama ini kita pakai untuk mengetahui apakah seseorang telah terinfeksi virus Corona atau tidak.

Dokter Adam Prabata mencoba menjelaskan, varian India B.1.617 telah ditemukan di 28 negara di seluruh dunia. Sedangkan varian Afrika Selatan B.1.351 telah menginfeksi warga di 83 negara di dunia.

Baik varian Afrika Selatan, yang terbukti meningkatkan penularan Covid-19 hingga 50 persen, dan varian India, yang diduga menyebabkan kenaikan kasus yang sangat signifikan di India, tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal yang sama di Indonesia, lantaran tingginya angka komorbid. Apalagi dikatakan bahwa keduanya, terutama B.1.351 diduga meningkatkan derajat keparahan bila terinfeksi.

"Namun sebenarnya, varian India dan Afrika Selatan tidak memiliki gejala yang berbeda dengan gejala Covid-19 yang sudah ada selama ini. Mengapa disebut mengkhawatirkan, karena varian Afrika Selatan memiliki mutasi E484K (EEK) yang dapat menurunkan kemampuan antibodi untuk menetralisir virus," jelas dr Adam dalam akun Instagramnya @adamprabata.

Varian Afrika Selatan ini juga terbukti menurunkan efektivitas terapi antibodi monoklonal, menurunkan efektivitas beberapa vaksin, dan berpotensi menyebabkan reinfeksi.

Sedangkan varian India perlu dikhawatirkan lantaran memiliki 2 kombinasi mutasi yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Ada mutasi yang meningkatkan kemampuan penularan Covid-19 dan ada mutasi yang menurunkan kemampuan antibodi. Inilah yang menguatkan dugaan kenaikan angka kasus secara drastis di India dan berpotensi menyebabkan reinfeksi serta menurunkan kemampuan vaksin.

Jadi, varian Afrika Selatan perlu diwaspadai karena lebih menular, berpotensi meningkatkan keparahan, dan menurunkan kemampuan antibodi. Sementara varian India perlu diwaspadai karena ada mutasi yang belum pernah ditemukan pada varian sebelumnya. Tentu saja lebih menular dan juga berpotensi menurunkan antibodi.

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News