Sekretaris Kedua Bidang Isu Politik dan Ekonomi dari Kedutaan Besar Uzbekistan di Jakarta, Muzaffar Abduazimov dalam RMOL World View/FARAH
Sekretaris Kedua Bidang Isu Politik dan Ekonomi dari Kedutaan Besar Uzbekistan di Jakarta, Muzaffar Abduazimov dalam RMOL World View/FARAH
KOMENTAR

UZBEKISTAN  dikenal sebagai salah satu pusat peradaban Islam, dengan banyak tokoh-tokoh dan para ilmuwan Islam lahir di sana.

Sebut saja Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari atau Imam Bukhari. Ahli hadis yang lahir di Bukhara, yang saat ini berada di Uzbekistan pada 13 Syawal 194 H atau 21 Juli 810. Makam imam besar tersebut berada di Samarkand, Uzbekistan.

Tapi selain Imam Bukhari, masih ada daftar panjang nama-nama hebat di dunia Islam yang ternyata berasal dari Uzbekistan.

Salah satu penemuan Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, Aljabar, saat ini masih digunakan. Ia sendiri lahir di Khwarizm yang saat ini merupakan Khiva, Uzbekistan pada abad ke-8.

Lalu ada Bapak Kedokteran Modern, Ibu Sina. Ia lahir di Afsyahnah, dekat Bukhara, yang sekarang menjadi wilayah Uzbekistan pada 980 M.

Dengan banyaknya nama-nama hebat tersebut, tidak salah jika menyebut Uzbekistan sebagai pusat peradaban Islam.

Namun bagaimana pemerintah saat ini berupaya melestarikan warisan-warisan tersebut?

Sekretaris Kedua Bidang Isu Politik dan Ekonomi dari Kedutaan Besar Uzbekistan di Jakarta, Muzaffar Abduazimov mengatakan, pelestarian warisan sejarah merupakan tentang komitmen, terutama dari pemerintah.

"Saya tidak ingin terlalu jauh membahas ilmu politik atau pembangunan negara. Tetapi kebijakan-kebijakan yang ada dapat melestarikan warisan peradaban Islam," ujarnya dalam diskusi RMOL World View pada Senin (10/5).

Diplomat Uzbekistan itu menjelaskan, diperlukan integrasi kebijakan dari seluruh sektor untuk melestarikan warisan sejarah. Setelah itu, diperlukan pelestarian melalui pendidikan di sekolah maupun universitas, buku, dan lain sebagainya.

"Kami percaya, tanpa mengetahui masa lalu, Anda tidak bisa membangun masa depan. Kita harus mengetahui asal muasal kita," pungkasnya.




Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Sebelumnya

Konsultasi Publik “Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Media Massa yang Bertanggung Jawab, Edukatif, Jujur, Objektif, dan Sehat Industri (BEJO’S)": Tantangan Menyelaraskan Idealisme dan Keberlanjutan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News