"PERUT adalah rumah penyakit, pengaturan padanya adalah pengobatan yang utama."
Kalimat tersebut diisyaratkan Rasulullah saw. sejak 1400 tahun silam. Dan benarlah, saluran pencernaan manusia ibarat selang terbuka yang menjadi 'gerbang masuk' segala penyakit. Diketahui, penyakit degeneratif dan malignansi (hipertensi, jantung koroner, stroke, diabetes, carsinoma) banyak berhubungan dengan pola makan yang tidak bijaksana.
"Hampir tanpa batas, kita bisa memasukkan apa pun ke dalam saluran pencernaan kita, yang bisa jadi, yang masuk ke tubuh kita bukan hanya makanan dan zat-zat nutrisi yang kita butuhkan tapi juga ada 'tamu tak diundang' yang ikut serta masuk tertelan," ujar dr. Ade Hashman, Sp.An, dokter spesialis anestesiologi RS Kudungga, Sangatta, Kutai Timur sekaligus penulis buku, dalam ZoomTalk Farah.id "Bincang Buku Rahasia Kesehatan Rasulullah" (09/05/2021).
Rasulullah juga mengatakan, "Lambung adalah kolam tubuh. Ke sanalah cairan mengalir. Apabila lambung sehat, maka cairan akan keluar membawa kesehatan dan apabila lambung sakit, maka cairan akan keluar membawa penyakit." (HR. Abu Nuaim)
dr. Ade menambahkan, apa yang disampaikan Rasulullah saw. tersebut diperkuat oleh Hiromi Sinya, MD yang menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki sistem pencernaan yang bersih akan mampu melawan penyakit apa pun. Kesimpulan tersebut diungkapkan Hiromi setelah melakukan endoskopi terhadap 350 ribu pasiennya. Bahkan, National Cancer Institute juga menyatakan bahwa 35% kanker berhubungan dengan faktor makanan.
Melihat begitu krusial peran sistem pencernaan dalam tubuh manusia, Islam mengatur pedoman diet sehat untuk memelihara kesehatan saluran pencernaan, yaitu
- Selektif, yaitu cermat memilih makanan yang halal dan thayyib.
- Berorientasi pada kualitas, yaitu cermat memilih makanan yang segar dan tidak terkontaminasi zat-zat perusak.
- Moderat, yaitu tidak berlebih-lebihan dalam memenuhi perut. Salah satu ciri pasukan Muslimin di medan perang saat zaman Rasulullah adalah perut yang tidak berbentuk. Tubuh mereka tegap, gagah, dan penuh stamina. Terkait sikap berlebihan ini, Umar bin Khattab ra. mengatakan, "Jauhilah oleh kalian sikap rakus dalam makan, karena sikap itu merusak tubuh, mengundang penyakit, membuat malas mengerjakan salat. Hendaklah kalian bersikap sederhana, karena sikap ini lebih baik bagi tubuh dan menjauhkan diri dari sikap berlebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang alim tapi gendut." (HR. Abu Nuaim)
- Bervariasi, yaitu bersyukur kepada Allah dengan menikmati beragam jenis makanan yang lezat dan menyehatkan.
- Menu segar, yaitu mengonsumsi hasil alam yang segar, baik daging hewan ternak maupun ikan.
- Dominan sumber dari tumbuh-tumbuhan, yaitu tidak terlalu banyak makan daging. Pedoman ini tentu mengingatkan kita pada plant based diet yang kini makin digemari.
Lebih dalam lagi tentang poin ketiga di atas, dr. Ade mencermati kumpulan hadis Tirmidzi seputar gaya hidup Rasulullah sehari-hari, salah satunya menjelaskan tentang kebiasaan makan Rasulullah yang jauh dari berlebihan dan mubazir: makan setelah lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
Kebiasaan berhenti makan sebelum kenyang Rasulullah tersebut diteladani oleh masyarakat di Okinawa, Jepang. Orang Okinawa dikenal sebagai salah satu 'penduduk istimewa' di bumi karena menjadi populasi centenarian (orang yang mencapai usia 100 tahun) yang masuk dalam 5 zona biru.
Para pakar kesehatan menemukan bahwa rahasia para centenarian yang masih aktif, produktif, dan energik dengan vitalitas mengagumkan tersebut salah satunya adalah hara hachi bu alias makan dan minum hingga 80% kenyang.
Sensasi rasa kenyang sesungguhnya baru akan terasa ketika makanan mulai dihancurkan dalam bentuk molekul dan atom-atom kemudian dibawa masuk ke dalam sel oleh insulin. Kenyang secara biokimiawi membutuhkan masa sekitar 20 menit setelah makan.
"Karena itulah ajaran berhenti makan sebelum kenyang merupakan ajaran yang sangat scientific (ilmiah)," tegas dr. Ade.
KOMENTAR ANDA