Honey Thalijeh/ Net
Honey Thalijeh/ Net
KOMENTAR

DI Palestina jika kita meminta orang Palestina untuk menyebutkan nama kapten tim sepak bola nasional pria, beberapa orang mungkin akan kesulitan. Tapi  berbeda jika bertanya soal kapten tim sepak bola perempuan. Nama Honey Thaljieh, sangat dikenal.

Ya, nama Honey Thalijeh, sangat dikenal. Mantan kapten sepak bola wanita Palestina yang telah berjuang melawan prasangka sepanjang hidupnya, sekarang mempromosikan kesetaraan melalui olahraga untuk anak laki-laki dan perempuan.

Sebuah video yang diunggah di Aljazeera.com mengambarkan video tentang perjuangan Honey Thalijeh untuk kesetaraan. Video itu diunggah beberapa  hari sebelum konflik Palestina – Israel terjadi.

Sayangnya, untuk saat ini dari penelusuran Farah.id video tersebut sudah tidak tersedia lagi.

Video tersebut mengikuti upaya Thaljieh memengaruhi generasi laki-laki dan perempuan memiliki keteraan dalam bidang olahraga. Ia juga menyatakan akan  terus menjadi ‘suara yang kuat’ untuk upaya pemberdayaan dan kesetaraan melalui tersebut.

Siapa Honey Thalijah hingga sosoknya sangat dikenal?

Tumbuh di Betlehem di Tepi Barat, Thaljieh adalah pelopor dalam pengembangan sepakbola perempuan di Palestina, menjadi salah satu pendiri tim sepakbola nasional perempuan dan kemudian menjadi kapten tim. Serangkaian cedera mengakhiri karir bermainnya, tetapi tidak dengan ambisinya untuk membuat sesuatu yang baru di dunia olahraga.

Setelah menjadi wanita pertama dari Timur Tengah yang mendapatkan gelar Master FIFA dalam Manajemen, Hukum dan Humaniora Olahraga, ia bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 2012. Mengawali pekerja magang di bagian manajemen proyek departemen Pengembangan Sepak Bola Perempuan, dan kemudian sebagai manajer komunikasi perusahaan.

Selain tanggung jawabnya dengan FIFA, Thaljieh tetap menjadi tokoh kunci dalam pertumbuhan sepak bola di tanah airnya sebagai anggota Komite Sepak Bola Wanita Asosiasi Sepak Bola Palestina dan melalui pekerjaannya di Dewan Tertinggi Pemuda dan Olahraga.

"Palestina adalah contoh yang bagus di antara Asosiasi Anggota Arab dan dunia Arab, karena di sana Anda dapat melihat bahwa peran perempuan telah berkembang pesat," kata Thaljieh kepada The Sustainability.

“Ketika saya membantu membentuk tim sepak bola nasional perempuan pada tahun 2003, tidak ada perempuan yang terlibat dalam sepak bola. Tapi ketika kami memulai revolusi sepak bola perempuan, itu sangat fenomenal. Misalnya, saya pernah ke desa-desa di mana perempuan dan anak perempuan bahkan tidak diperbolehkan berjalan di luar. Tapi saat kami membawa sepak bola ke sana, mereka membentuk tim sepak bola, dan sekarang dua gadis dari desa itu bermain untuk tim nasional,” paparnya.

Selain pidatonya di Konferensi UEFA #EqualGame yang berjudul 'Apa artinya menjadi perempuan dalam sepak bola', Thaljieh beberapa kali  berbicara di pertemuan puncak di seluruh dunia, termasuk ceramah TEDx di Zurich,  juga tampil di acara yang diselenggarakan oleh UNESCO dan UNICEF.

 




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women