Pemerintah Vietnam bersiap mengetes 13 juta warga di kota Ho Chi Minh/Net
Pemerintah Vietnam bersiap mengetes 13 juta warga di kota Ho Chi Minh/Net
KOMENTAR

VIETNAM bergerak cepat mengerem penularan virus corona mutasi baru setelah muncul klaster penularan baru di kota Ho Chi Minh. 

Sebagai salah satu tindakan cepatnya, pemerintah kota Ho Chi Minh bersiap untuk melakukan tes pada seluruh warga kota serta memperkenalkan tindakan jarak sosial yang baru. 

Sejak awal pandemi terjadi, Vietnam diapresiasi banyak pihak karena relatif berhasil dalam mengendalikan penularan virus. 

Namun dalam beberapa pekan terakhir, negara tersebut mengalami peningkatan kasus yang signifikan.

Selain itu, ada kekhawatiran akan penularan varian hibrida baru yang sangat berbahaya yang telah ditemukan di negara tersebut.

Varian hibrida yang dimaksud menggabungkan "fitur" dari varian baru virus corona yang pertama kali diidentifikasi di India dan Inggris. Varian hibrida itu sangat mudah ditularkan melalui udara.

Secara keseluruhan, negara itu telah mencatat lebih dari 7.000 infeksi dan 47 kematian, tetapi lonjakan terbaru menyumbang lebih dari setengah dari jumlah total kasus.

Belakangan ini juga muncul klaster baru yang terkait dengan kegiatan kegamaan di kota Ho Chi Minh. Tercatat setidaknya ada 125 kasus positif, dan menyumbang sebagian besar infeksi di kota tersebut.

Pasca ditemukannya klaster tersebut, mereka yang tinggal di sekitar klaster telah dites dan diisolasi. 

Langkah lain yang lebih luas yang segera diambil oleh pemerintah setempat adalah melakukan tes pada 13 juta penduduk Kota Ho Chi Minh lainnya.

Pada tingkat pengujian 100 ribu per hari, upaya tersebut akan membutuhkan waktu lebih dari empat bulan untuk diselesaikan oleh pihak berwenang.

Selain pengujian, pejabat setempat juga mengumumkan tindakan jarak sosial baru di seluruh kota selama 15 hari, mulai dari 31 Mei.

Akibatnya, toko dan restoran ditutup dan kegiatan keagamaan pun ditangguhkan.

"Semua acara yang mengumpulkan lebih dari 10 orang di depan umum dilarang di seluruh kota, tetapi kota sedang mempertimbangkan untuk menurunkan jumlah orang menjadi hanya lima," begitu keterangan yang dirilis oleh pemerintah setempat awal pekan ini (Senin, 31/5), seperti dikabarkan BBC.




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News