ORANGTUA mana yang mau melihat anaknya dijahati bahkan sampai dipukul oleh temannya. Namun di luar rumah, saat anak sedang bermain, tidak menutup kemungkinan tindakan pemukulan terjadi pada si kecil.
Bunda pasti kesal melihat kejadian itu dan kemudian memberikan dua pilihan, balas memukul atau menyarankan untuk diam saja, lalu pulang ke rumah.
Padahal Bunda tahu tidak, jika dua pilihan tersebut membawa dampak negatif pada anak.
1. Jika Bunda memintanya untuk diam saja, berarti Bunda mengajarkannya untuk menerima perilaku kasar dan membenarkan kekerasan pada dirinya.
Di kemudian hari, anak akan menganggap kekerasan yang terjadi pada dirinya adalah hal yang wajar. Atau, anak merasa bahwa dirinya memang layak untuk diperlakukan demikian.
Anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang pendiam, memendam marah dan emosinya demi kesenangan orang lain.
2. Jika Bunda memintanya untuk membalas pukulan tersebut, itu sama saja Bunda mengajarkan anak untuk memakai kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Dan kondisi ini akan berlangsung hingga anak dewasa.
Lalu, apa yang sebaiknya Bunda lakukan jika melihat anak dipukul temannya?
Pertama, latih si kecil untuk berkata kepada siapa saja yang berlaku buruk atau kasar kepadanya, "Stop, saya tidak suka!"
Kedua, latih anak untuk segera meninggalkan temannya dengan tenang dan kemudian melaporkan tindakan temannya kepada orang dewasa yang berwenang di tempat tersebut.
Katakan pada si kecil untuk melaporkan secara apa adanya dan jangan dilebih-lebihkan. Tujuannya adalah meminta bantuan orang dewasa agar hal serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Ketiga, ajak anak menenangkan diri, mengenali, dan menghadapi emosinya. Jelaskan, it's okay jika si kecil merasa sakit, marah, dan sedih. Ajak anak mengekspresikan apa yang dirasakannya dengan tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain. Misalnya dengan corat-coret dan lainnya.
Keempat, ajak anak untuk memaafkan. Meskipun ini butuh proses yang tidak sebentar, katakan bahwa memaafkan bukan berarti membenarkan tidakan temannya, tetapi untuk mengenali rasa marah dan emosi, agar hal ini tidak lagi menyakiti anak.
Kelima, latih kemampuan si kecil untuk menyelesaikan masalah. Ketika anak mengadu, tanggapi dengan tenang. Jangan panik dan terburu-buru mengambil tindakan. Pahami situasinya dan ajak anak diskusi. "Menurutmu, jika suatu saat hal ini terjadi lagi, apa yang akan kamu lakukan?"
Keenam, hargai keberanian si kecil untuk menghadapi temannya. Dan hargai sikap tepat yang dipilih anak untuk menghadapi hal tersebut. Seperti dikutip dari @sahabatparenting.
KOMENTAR ANDA