KALAU mau dibuat lebih dramatis, judul ini dapat dimodifikasi menjadi agak lebay: mengapa istri tidak pernah sakit?
Tetapi mana ada manusia yang tidak pernah sakit, sekalipun itu seorang nabi kekasih Allah. Buat sementara judul ini sudah cukup menggambarkan, tentang sesuatu yang kadang terabaikan.
Sebetulnya apa yang terjadi kalau seorang istri sakit?
Anak-anak akan terbengkalai, tidak jelas bagaimana lagi makan minumnya, berpakaiannya, belajarnya, dan lain-lain. Mereka bagaikan anak-anak ayam yang kehilangan induknya. Orangtuanya masih hidup, akan tetapi kehidupan mereka malah terlantar. Miris kan?
Bagaimana dengan suami?
Karena teramat mengandalkan peran istri, maka suami jadi kelimpungan atau malah tunggang langgang mengambil alih semua peran. Parahnya lagi, apabila ternyata selama ini malah suami yang diurus istrinya, dengan demikian maka sang suami pun ikut telantar.
Apa dampak dari istri yang sakit?
Terjadilah pembengkakan biaya rumah tangga, yang terasa teramat berat apalagi yang begini terjadi di masa pendemi yang menggoyahkan ekonomi. Maka pakaian terpaksa dilaundry, dan ternyata biaya binatu itu lumayan mahal untuk ukuran keluarga berjumlah besar.
Memang telah berupaya keras membeli makanan di tempat-tempat murah, tetapi tetap saja sering belanja di luar membuat anggaran belanja membengkak alang kepalang.
Kemudian rumah pun bagaikan kapal pecah akibat dirudal meriam musuh, padahal lagi tidak ada perang, namun segalanya jadi berantakan. Rupanya komando menata rumah selama ini dipegang istri, yang ketika dirinya sakit membuat anggota keluarga kebingungan hendak berbuat apa.
Selain itu terjadi pengeluaran dana ekstra untuk berbagai jenis denda, sebab bayaran listrik, tagihan air, internet dan lain-lainnya serba terlambat. Usut punya usut, ternyata daftar tagihan yang cukup panjang itu selama ini dibereskan oleh istri seorang diri.
Akhirnya, istri tidak tahan melihat prahara yang memporak-porandakan rumah tangganya. Kemudian istri pun memilih untuk melupakan rasa sakit itu, biarlah rasa itu pergi sendiri nantinya bersama angin, dan istri pun kembali berjibaku dengan tugas-tugas yang seabrek-abrek.
Jadi, sebetulnya bukannya istri yang jarang sakit, barangkali dia malah sering dirundung penyakit, akan tetapi istri lebih memilih untuk mendiamkannya atau melupakannya. Kenapa demikian? Karena kalau sakitnya itu dimanjakan atau dibuat berlarut hanya akan membuat deretan prahara bagi keluarga.
Ternyata istri Rasulullah juga pernah jatuh sakit, dan kisah berikut ini perlu dicermati karena bukan saja yang sakit itu Aisyah, tetapi sebab musabab sakitnya juga cukup unik:
Ketika itu Aisyah dapat jatah ikut menyertai suami dalam Perang Bani Musthaliq. Di tengah perjalanan, tanpa disadari Aisyah ketinggalan dari rombongan. Kemudian datanglah Shafwan bin Al-Mu’aththil As-Sulami yang bertugas bergerak sendirian di belakang rombongan muslimin. Tujuannya mengamati pasukan musuh agar tidak menyerang secara tiba-tiba dari arah belakang saat pasukan Islam pulang ke Madinah.
Rasulullah beserta kaum muslimin bersyukur Aisyah diselamatkan oleh Shafwan, seorang sahabat tepercaya. Akan tetapi kaum munafik menjadikan hal itu bahan untuk memfitnah Aisyah. Saking beratnya fitnah keji itu, Aisyah sampai jatuh sakit.
Pada surat An-Nur ayat 11-13, Al-Qur’an menjamin kesucian diri Aisyah dan disebutkan pula tuduhan kalangan munafik itu sebagai ifk (berita bohong).
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi pada Tafsir Jalalain menerangkan, bahwa sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu, yaitu, kedustaan yang paling buruk terhadap Aisyah, Ummul Mukminin yang dituduh melakukan zina, adalah dari golongan kamu juga, Aisyah mengatakan bahwa mereka adalah Hissan bin Tsabit, Abdullah bin Ubay, Misthah dan Hamnah binti Jahsy.
Kemudian Allah Swt. mengukuhkan kesucian Aisyah dan orang yang bersamanya, yaitu Shafwan. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan, azab yang besar (pula), yaitu, neraka kelak di akhirat.
Peran Nabi Muhammad patut diperhatikan, karena beliau yang datang memberikan obat penawar penyakit yang ampuh. Beliau mengatakan kepada Aisyah telah turun ayat Al-Qur’an menjamin kesucian dirinya.
Maka penjelasan suami itu membuat sembuhlah sakit di tubuhnya Aisyah, bersama menghilangnya rasa sakit di hati.
Para istri mohon perhatikan kejadian sakitnya Aisyah ini!
Sakit itu berkaitan erat dengan imunitas atau daya tahan tubuh. Di alam ini bertebaran berbagai jenis kuman, bakteri, virus dan lainnya. Dan imunitas itulah yang membuat tubuh kita tangguh menangkis berbagai bibit penyakit yang menyerang.
Dari itu, para istri khususnya perlu meningkatkan imunitas diri, menjaga kesehatan dan jangan lupa memelihara diri dari hal-hal yang membuat imunitas dirinya anjlok.
KOMENTAR ANDA