SEBANYAK 1.000 Vent-I telah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit yang membutuhkan ventilator di tengah gempuran COVID-19. Ventilator Indonesia alias Vent-I merupakan alat bantu pernapasan ventilator karya anak bangsa yang dikembangkan tim kolaborasi Yayasan Masjid Salman ITB dan Universitas Padjajaran.
Nama Kartini Indonesia, Dr. dr. Ike Sri Redjeki, SpAnKIC, KMN menjadi salah satu dokter yang berkontribusi dalam Tim Konsultan Medis proyek Vent-I. Dr. Ike, bersama Ketua Tim Vent-I Dr. Ir. Syarif Hidayat, fokus pada sisi medis pengembangan ventilator yaitu untuk memprioritaskan kebutuhan pasien yang membutuhkan. Ia juga mempresentasikan proyek ini di hadapan tim panel Kementerian Kesehatan.
Menyumbangkan wawasan, ilmu, dan pengetahuannya, dr. Ike aktif memberi pengarahan tentang fungsi ventilator bagi pasien. Dan sebagai spesialias anastesi yang menentukan spesifikasi Vent-I, dr. Ike juga giat mengedukasi dokter-dokter lain seputar fungsi medis Vent-I.
Ketika jumlah pasien dengan kondisi kritis terus bertambah di waktu awal pandemi, jumlah ventilator di Indonesia masih sangat terbatas jumlahnya. Keprihatinan tersebut melatari dimulainya Proyek Vent-I.
Setelah mendapat sertifikat lulus uji teknik dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan, Vent-I telah membantu banyak pasien Covid-19 di saat kritis mereka.
Vent-I menjadi bukti bahwa kerja sama yang baik antarlembaga dapat menghasilkan sebuah karya potensial yang bermanfaat luas bagi rakyat Indonesia.
Sosok dr. Ike dalam dunia kedokteran Tanah Air tak asing lagi. Tak hanya soal Vent-I, ia pun dikenal sebagai dokter senior yang mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dan di Kementerian Kesehatan. Di mata kolega dan mahasiswa, dr. Ike adalah sosok dosen berdedikasi tinggi sekaligus pejuang kesehatan yang luar biasa. Sosoknya menjadi panutan bagi banyak orang.
Demikian pula sebagai pakar pendidikan keilmuan anastesi, dr. Ike masih membantu Departemen Anastesi RSUP Dokter Hasan Sadikin Bandung meskipun ia telah memasuki masa pensiun.
Dalam kesehariannya, dr. Ike sangat berhati-hati menjaga kesehatan. Baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan profesional, ia dikenal sebagai sosok yang disiplin menjalanan protokol kesehatan Covid-19.
Qadarullah, sekitar 12 hari setelah dinyatakan positif Covid-19 dengan penyakit komorbid yang menyertainya, salah satu Kartini kebanggaan Indonesia ini tutup usia setelah berjuang melawan Covid-19.
dr. Ike Sri Redjeki berpulang ke haribaan Sang Khalik pada Selasa, 15 Juni 2021 dini hari di RSUP Dokter Hasan Sadikin, Bandung dan dimakamkan di Al-Azhar Memorial Garden, Karawang.
Ketua Tim Vent-I Syarif Hidayat menyampaikan rasa duka mendalam atas kepergian dr. Ike yang disebutnya sebagai dokter yang cerdas, berani, serta baik hati.
Rasa duka juga menggelayut di hati dr. Theresia Monica Rahardjo, Sp.AN KIC, M.Si, MM, MARS yang dikenal sebagai pencetus Terapi Plasma Konvalesen. Dr. Ike adalah dosen yang mengajarnya saat menempuh pendidikan S2 Spesialis Anestesi bahkan menjadi pembimbingnya saat menjalani pendidikan S3 di Universitas Padjajaran. Menurut Dok Mo (sapaan Theresia), sosok dan jasa dr. Ike sangat berpengaruh dalam hidupnya.
Keduanya pun cukup intens berkomunikasi membahas perkembangan pandemi yang bergerak dinamis dan kasusnya terus bertambah. Hingga di awal Juni, ia mendapat kabar bahwa dr. Ike harus dirawat di rumah sakit. Kedekatan yang terjalin bahkan membuat Dok Mo memimpikan sang guru sebelum wafat.
Ia selalu mengingat pesan dr. Ike agar bersungguh-sungguh menjalankan tugas tenaga medis untuk menolong masyarakat yang membutuhkan. Termasuk memberikan pelayanan terbaik dalam kapasitas sebagai ahli anestesi.
Sementara pada laman Instagram @salmanitb, tertulis bahwa dr. Ike merupakan salah satu tokoh sentral dalam pengembangan ventilator portabel Vent-I hasil kerja sama YPM Salman ITB dan Unpad.
"Berkat kontribusi beliau, Vent-I dapat dikembangkan dan menyelamatkan banyak nyawa dari Covid-19. Meski akhirnya, Allah berkehendak menjemput beliau dengan perantara Covid-19 pula," tulis @salmanitb.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Selamat jalan dr. Ike. Inovasi, karya, dan teladanmu akan selalu memacu bangsa ini untuk bergerak maju.
Dihimpun dari berbagai sumber
KOMENTAR ANDA