Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

MEROKETNYA kasus Covid-19 di Indonesia disebut-sebut disebabkan masuknya varian Delta India. Virus Corona model baru itu katanya lebih cepat menular dan lebih berbahaya. Benarkah?

Dalam laman Instagramnya, dr Adam Prabata mencoba menjelaskan, varian Delta B.1.617.2 adalah varian Delta yang memiliki mutasi yang lebih cepat menularkan. Kecepatannya kurang lebih 3 kali lebih dahsyat dari varian yang lain.

"Mengutip Public Health England, varian ini juga lebih berbahaya karena terbukti 2,61 kali meningkatkan risiko rawat inap dan 1,67 kali meningkatkan risiko penanganan gawat darurat," tulis dr Adam.

Namun sebagaimana layaknya virus Corona varian lain, varian Delta juga bisa terdeteksi swab PCR. Jadi tidak benar jika ada berita yang menyebutkan bahwa varian ini bisa "ngumpet" dari pemeriksaan PCR.

Begitu pula mengenai gejala khusus dari varian Delta. Sejauh ini belum ada hasil penelitian atau laporan terpublikasi yang menunjukkan hal demikian. Gejala khusus hanya disampaikan oleh media tanpa data-data yang valid.

Yang benar, varian Delta sangat mungkin membuat orang yang sudah terinfeksi menjadi terinfeksi ulang, atau yang dikenal dengan reinfeksi. Karena varian ini memiliki kemampuan penetralisir antibodi.

Fakta lainnya, varian Delta juga berpotensi menurunkan efektivitas vaksin. Sebut saja vaksin Pfizer dan AstraZeneca, yang terbukti berkurang efektivitasnya jika hanya disuntikkan 1 dosis saja. Sedangkan jika sudah komplit, efektifitasnya tetap terjaga.

"Jadi kesimpulannya, varian Delta yang ada di Indonesia terbukti lebih cepat menular, meningkatkan risiko rawat inap. Namun masih bisa terdeteksi PCR dan belum pasti menimbulkan gejala berbeda. Varian Delta ini juga berpotensi menurunkan risiko reinfeksi dan menurunkan efektivitas vaksin bila hanya diberikan 1 dosis," demikian dr Adam.

 




Struktur Kementerian Kabinet Merah Putih

Sebelumnya

Donald Trump vs Kamala Harris, Siapa Bakal Menang?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News