INFEKSI Covid-19 pada anak-anak di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Bahkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut, kematian anak-anak akibat Covid-19 di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia.
Data IDAI menunjukkan, case fatality rate untuk anak-anak yang terkena Covid-19 mencapai 3-5 persen. Selain angka kematian yang tinggi, jumlah kasus anak-anak yang terpapar virus corona juga terus meningkat.
Satgas Penanganan Covid-19 per 21 Juni 2021 merinci, totalnya terdapat 2,9 persen atau 69.754 balita berusia 0-5 tahun yang telah terpapar virus corona di Indonesia. Sedangkan 9,6 persen atau 192.426 lainnya merupakan anak berusia 5-18 tahun.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengungkap sebanyak 224 kasus Covid-19 terjadi pada anak usia 0-5 tahun, dan 655 kasus Covid-19 pada anak usia 6-18 tahun pada 21 Juni 2021.
Mengapa Kasus Covid Anak Melonjak ?
Menurut Dokter Spesialis Anak di RS JIH Yogyakarta, dr. Vicka Farah Diba, lonjakan kasus Covid-19 pada anak-anak saat ini terjadi karena beberapa faktor. Meski begitu, mayoritas dari anak-anak tersebut merupakan bagian dari klaster keluarga atau terinfeksi dari anggota keluarga yang telah terpapar sebelumnya.
"Beberapa laporan karena sebelumnya ada lebaran, mudik, ditambah ada varian baru, sehingga kasus dewasa meningkat, dan anak juga ikut naik," jelas dr. Vicka kepada redaksi Farah, Rabu (23/6).
Lebih lanjut, dr. Vicka mendesak agar keluarga yang memiliki anak-anak untuk tidak keluar rumah dan mematuhi protokol kesehatan dengan ketat.
Senada dengan pernyataan tersebut, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menuturkan, risiko infeksi Covid-19 pada anak pada dasarnya jauh lebih rendah dari orang dewasa.
Di dalam paru-paru, anak-anak memiliki jumlah Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) yang lebih sedikit dari orang dewasa. Itu adalah reseptor yang telah terbukti menjadi pintu masuk bagi virus corona ke tubuh manusia.
Kendati demikian, anak-anak akan menjadi lebih rentan dan mudah terinfeksi virus dari orang dewasa di sekitarnya. Terlebih saat ini muncul varian baru virus corona yang memiliki tingkat reproduksi yang lebih tinggi daripada varian sebelumnya.
"Hanya yang membuat perubahan itu angka reproduksi yang lebih tinggi. Artinya membuat mereka, anak-anak ini, jauh lebih rentan terinfeksi oleh orang dewasa di sekitarnya akibat varian dengan angka reproduksi yang jauh lebih tinggi dari varian sebelumnya," jelasnya.
Dengan begitu, Dicky mengatakan, orang dewasa harus meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan agar tidak menjadi sumber penularan bagi anak-anak.
KOMENTAR ANDA