SEBUAH penelitian yang dilakukan di Australia menunjukkan virus corona varian Delta menular begitu cepatnya, hanya dalam hitungan detik.
Cepatnya transmisi varian B.1.617.2 itu bukanlah lelucon semata dan menjadi perhatian para ahli saat ini.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. Zubairi Djoerban membenarkan penularan varian Delta hanya lewat berpapasan.
"Yang jelas, transmisi cepat dari varian Delta bukan candaan, Itu adalah hasil tracing di Australia untuk kasus-kasus baru," ujarnya melalui akun Twitter pada Jumat (25/6).
Para peneliti di Australia melakukan penelitian di pusat perbelanjaan Bondi Junction Westfield. Penelitian ditujukan untuk melihat kecepatan virus bertransmisi. Hasilnya, virus tidak lagi buruh waktu hingga 15 menit untuk menginfeksi, melainkan dalam hitungan detik.
Menurut ahli virologi dari Universitas Griffith Lara Herrer, transmisi yang terekam di CCTV itu menunjukkan virus dapat bertahan di udara cukup lama, sehingga seseorang dapat menghirupnya dan terinfeksi.
"Hal itu yang menjadi concern para ahli, apalagi kejadiannya tidak terjadi sekali saja di sana," tambahnya.
Beberapa tokoh, termasuk Menteri Kesehatan New South Wales Brad Hazzard dan ahli epidemiologi Eric Feigl-Ding, juga menyoroti cepatnya penularan varian Delta.
Meski begitu, Prof. Zubairi menuturkan, sebagian besar vaksin Covid-19 yang saat ini beredar masih bisa bekerja melawan varian Delta.
KOMENTAR ANDA