Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

HEBOH-heboh perkara pandemi ternyata bisa juga diinterupsi, kali ini oleh kasus narkoba. Ah, bukannya narkoba itu jamak terjadi ya? Beda dong, pasalnya yang terjerat aparat kali ini adalah pasangan suami istri yang super terkenal dan super tajir. Buat apa sih narkoba bagi pasangan yang hidupnya terlihat sempurna?

Ngomong-ngomong soal narkoba yang bikin penggunanya teler itu, akan jadi menakjubkan jika dikupas dari dimensi Al-Qur’an, khususnya surat Al-Maidah ayat 90, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya khamar (minuman keras), berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah rijsn (najis) dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung."

Narkoba atau apapun namanya atau jenisnya itu memiliki unsur memabukkan, oleh sebab itu tergolonglah kepada khamar. Dan dengan tegas pula Al-Qur’an menyebut barang haram itu sebagai rijs atau najis dan juga min amali syaithan atau termasuk perbuatan setan.

Jumhur ulama menegaskan bahwa khamar adalah najis berat sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an. Menurut mereka, kata rijs menunjukkan najis berat. Namun, pendapat ini dibantah oleh sebagian ulama, di antaranya Rabi'ah dari kalangan Maliki, Ash-Shan’ani dan Asy-Syaukani.

Menurut mereka, yang dimaksud dengan rijs (najis) dalam ayat ini adalah najis maknawi, dengan melihat perbuatannya yang terlarang, bukan zatnya. Sebagaimana terlihat pada rangkaian perbuatan lain yang dilarang. ( dikutip dari Ensiklopedia Fikih Indonesia 3: Taharah karya Ahmad Sarwat)

Terang benderang sekali kan? Rijs itu najis (entah itu kita berpegang dengan pendapat najis berat atau najis maknawi), tetap saja ia tergolong yang diharamkan.

Ada kisah unik:
Seorang kontraktor menikah dengan santriwati sebuah pesantren di Jawa Timur. Tepatnya ini perjodohan, karena kyai memandang kontraktor ini sudah lebih dari cukup umur untuk berumah tangga. Kalau dibiarkan sibuk bekerja, nanti malah bisa lupa menikah. Cukup pada taaruf pertama dua insan ini langsung merasa cocok dan langkah mereka ke pelaminan berlangsung mulus, meski perbedaan usia terbentang amat mencolok.

Selaku kepala rumah tangga, maka kontraktor itu memberikan nafkah kepada istrinya. Bukannya girang menerima uang lumayan besar, istrinya malah mengajukan pertanyaan mengejutkan, “Apakah uang ini halal?”

Kemudian kontraktor itu rajin sekali membagikan cerita ini kepada teman-temannya, koleganya atau siapa saja. Dia bahagia dengan istri yang tidak mata duitan, dan teguh menjaga jangan sampai keluarganya termakan barang haram.

Nah, sudah dapat dikira ya apa hubungannya dengan kejadian pembuka?

Terang sekali Al-Qur’an menyebut narkoba sebagai barang najis, dan saking terkutuknya, bahkan digolongkan sebagai perbuatan setan. Hanya setan beserta kroninya atau orang-orang yang dipengaruhinya yang mau terperdaya barang haram semacam narkoba itu.

Untuk kasus pasutri narkoba ini, nada pesimis sempat mengapung dari sebagian orang, “Ah, paling direhabilitasi!”

Tampaknya jeruji besi masih jauh dari harapan, tapi entahlah! Dan yang dipertanyakan orang-orang juga apakah keduanya akan jera? Lagi-lagi sulit menemukan titik terangnya.

Dan yang membingungkan, bagaimana bisa pasangan suami istri yang terbiasa hidup senang itu malah kompak saling mendukung dalam penggunaan narkoba? Ini kompak, atau kebablasan?

Suami istri itu bagaikan pakaian, yang melindungi pasangannya. Pakaian menjaga tubuh dari panas, dingin, debu, kotoran, virus dan lain-lain. Makanya suami istri itu hendaknya menjadi penangkal berbagai efek buruk dari luar. Suami istri sebaiknya menjaga rumah tangganya dari barang haram, apalagi yang sejenis narkoba.

Dengan ini mari kita coba memaklumi kebingungan publik, apa yang kurang dari kehidupan suami istri itu? Bukankah kehidupan mereka tampak amat sempurna.

Tampilan tampan dan rupawan, popularitas menakjubkan, kekayaan jangan ditanya lagi, bahkan dia bisa tersesat di rumahnya sendiri. Tekanan pekerjaan macam apa yang menimpanya, ketika bawahan hingga pelayan dalam jumlah banyak siap siaga melakukan yang terbaik untuknya.

Ini pelajaran bagi kita, hidup memang berat kalau tidak punya rasa syukur. Kehidupan itu indah bukan dengan cara memiliki segalanya, melainkan cukup dengan memiliki rasa syukur.

Tentunya kita berharap petunjuk Tuhan menerangi hati pasangan itu dan juga hati para suami istri lainnya agar terpelihara dari narkoba dan sejenisnya. Pernikahan itu hendaknya menjadi lembaga suci yang menjadi tameng tangguh menangkal keburukan. Apabila suami tersesat, istri yang mengingatkan dan menunjuki. Ketika istri salah pergaulan, hingga terpuruk dalam keburukan, maka suami yang membimbing kembali ke jalan kebenaran.

Akhirnya, mari kita tutup dengan pesan terindah dari surat At-Tahrim ayat 6, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur