Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PADA masa awal pandemi, kita menyangka bahwa seseorang hanya bisa satu kali terinfeksi Covid-19. Namun seiring pengalaman dan pengetahuan yang bertambah, ternyata kasus reinfeksi bisa terjadi.
 
Salah satu contoh adalah yang terjadi pada model papan atas Paula Verhoeven. Istri Baim Wong itu terpapar Covid-19 pertama kali pada bulan Maret 2021 dan kembali dinyatakan positif setelah melakukan tes PCR pada 18 Mei 2021.

Sebenarnya, berapa besar kemungkinan seseorang dapat tertular Covid-19 untuk kedua kalinya atau bahkan lebih?

"Reinfeksi Covid-19 adalah infeksi kedua atau lebih pada orang yang telah sembuh dari infeksi pertama oleh penyebab yang sama," tulis dr. Adam Prabata, penggiat edukasi Covid-19 yang sedang menempuh pendidikan PhD bidang Medical Science di Kobe University, Jepang.

Seberapa besar persentase seseorang terpapar Covid-19 untuk yang kedua kali?

Berdasarkan keterangan dr. Adam, kemungkinan terjadi kasus reinfeksi pada pasien Covid-19 yang sudah sembuh terhitung sejak 3 bulan pascainfeksi pertama kali adalah sebesar 0,65% - 0,7%.

Untuk bisa terlindungi dari reinfeksi, seseorang yang sudah sembuh dari Covid-19 harus memiliki antibodi yang memadai.

Setidaknya ada 2 penelitian yang berkaitan dengan hal itu. Penelitian di Denmark menunjukkan bahwa ±80,5% penyintas Covid-19 memiliki proteksi antibodi sedangkan penelitian di Inggris menunjukkan ±83% – 89% penyintas Covid-19 terlindungi dari reinfeksi dengan proteksi antibodi yang mereka miliki.

Hingga saat ini, menurut dr. Adam, belum diketahui hasil penelitian di Indonesia terkait persentase proteksi antibodi pada orang yang sudah sembuh dari Covid-19 untuk terhindar dari reinfeksi.

Kabar baik dari 2 penelitian tersebut adalah diketahui bahwa perlindungan terhadap reinfeksi bisa bertahan hingga ≥7 bulan setelah terinfeksi Covid-19.

Dari penelitian Assesment of protection against reinfection with SARS-CoV-2 among 4 million PCR-tested individuals in Denmark in 2020: a population-level observational study (Hansen, 2021) dan SARS-CoV-2 infection rates of antibody-positive compared with antibody-negative health-care workers in England: a large, multicentre, prospective cohort study (Hall, 2021), didapat data berikut ini.

Perlindungan terhadap reinfeksi Covid-19 setelah terinfeksi dalam jangka ≤6 bulan adalah sebesar ±79,3% - 89%. Sementara perlindungan terhadap reinfeksi Covid-19 dalam jangka ≥7 bulan diketahui sebesar ±84%.

Dalam kasus lansia, hasil penelitian (Hansen, 2021) memperlihatkan bahwa perlindungan dari reinfeksi jauh menurun.

Lansia memiliki ±47,7% perlindungan terhadap reinfeksi Covid-19 (usia ≥65 tahun). Lansia memiliki risiko reinfeksi lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda. Karena itulah vaksinasi Covid-19 untuk lansia harus menjadi prioritas utama, termasuk bagi lansia yang sudah pernah terinfeksi Covid-19.

"Orang yang sudah pernah terkena Covid-19 dan sembuh masih mungkin terkena lagi Covid-19 atau mengalami reinfeksi. Efek perlindungan terhadap infeksi berikutnya mencapai 80 – 90% dan perlindungan tersebut bisa bertahan hingga ≥7 bulan setelah terkena Covid-19 pertama kali," demikian kesimpulan yang ditulis @adamprabata.

Tidak ada jalan lain selain menjaga diri dengan protokol kesehatan 5M: Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas.

Dan seperti kata WHO, no one is safe until everyone is safe. Sangat penting mempercepat vaksinasi serta membuka akses vaksin yang adil dan merata di seluruh dunia, untuk menciptakan herd immunity demi mengakhiri pandemi.

 




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health