Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

ALLAHU akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laa ilaha illallahu wallaahu akbar
Allahu akbar wa lillahil hamdu

Hari raya Idul Adha tahun ini kian terasa berbeda. Gema takbir yang biasanya membahana seantero Nusantara, nyaris tak terdengar. Pintu-pintu masjid tertutup. Para pengurus masjid tetap di rumah. Seperti umat Muslim lainnya, menikmati malam takbiran di rumah. Lalu melaksanakan salat sunnah Ied bersama keluarga di rumah.

Mengingat tahun lalu, hiruk-pikuk Idul Adha masihlah tersisa. Dengan sebisa mungkin menjalankan protokol kesehatan, pemotongan hewan kurban masih menjadi sebuah pemandangan menarik bagi tua muda.

Namun tahun ini, sungguhlah sepi. Pelaksanaan kurban diserahkan kepada lembaga-lembaga terpercaya yang biasa melakukan pemotongan hewan, lalu dibagikan langsung kepada yang berhak. Tanpa ada kerumunan yang menyaksikan langsung pemotongan.

Kasus harian Covid-19 di Indonesia masih paling tinggi meskipun jumlahnya terus menurun. Jumlah kematian akibat Covid-19 pada 19 Juli bahkan menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pandemi Tanah Air.

Idul Adha kali ini bagi banyak dari kita terasa lebih memilukan. Orang yang dituakan, entah itu kakek, nenek, paman, atau bibi, beberapa dari mereka pergi mendahului.

Ayah, ibu, kakak, adik, sepupu, rekan kerja, atau teman satu sekolah, beberapa dari mereka juga telah menghadap Sang Khalik setelah berjuang melawan Covid-19. Sungguh, duka teramat besar tengah dirasakan bangsa ini.

Bagi kita yang masih diberi kesempatan bernapas hingga hari ini, kiranya jangan pernah putus asa memohon rahmat Allah. Kita memohon agar senantiasa mampu melihat hikmah di balik setiap musibah dan diberi kekuatan untuk bisa melaluinya dengan baik.

Kita memohon agar kita senantiasa mampu berbaik sangka kepada Allah, agar pikiran kita tak berpaling dari rahmat dan ampunan-Nya. Dan kita tetap mampu berdiri dan membantu sesama di masa sulit ini.

Setelah lisan kita menggaungkan takbir di hari raya, marilah kita menyempurnakannya dengan bertaubat.

Beristighfar dengan mengucapkan astaghfirullahal adzhim wa atuubu ilaihi yang artinya "aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan aku bertaubat kepada-Nya".
Tak akan mengena di dalam hati jika takbir hanya sekadar terucap di lisan, tanpa hati kita mengamini kebesaran Allah.

Tak akan ada artinya bagi kemaslahatan diri jika takbir hanya di bibir saja, tanpa hati kita menyadari dosa yang telah diperbuat dan berjanji tak lagi mengulanginya.

Semoga kita semua bisa menjadi Ibrahim, yang tetap di jalan ketakwaan dan kesabaran meski harus mengorbankan banyak hal dalam hidup kita—termasuk kehilangan mereka yang kita cintai dan hormati.

 

 

 

 




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur