KOMENTAR

NAMA Windy Cantika Aisah menjadi kebanggaan rakyat Indonesia menjadi atlet pertama penyumbang medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.

Berdasarkan penjelasan di akun resmi Instagram Kementerian Pemuda dan Olahraga (24/07/2021), Windy berhasil menyabet medali perunggu untuk cabang angkat besi dengan poin total angkatan 194 kg.

Pada laga yang digelar di Tokyo International Forum itu, Windy berada di bawah lifter India Chanu Saikhom Mirabai (medali perak-poin total 202 kg) dan lifter China Hou Zhihui (medali emas-poin total 210 kg).

"Alhamdulillah senang banget rasanya, di umur 19 tahun sudah ikut olimpiade, bisa menyumbang medali juga. Alhamdulillah, sangat bersyukur," ujar Windy dalam konferensi pers virtual seperti dilansir kemenpora.go.id.

Menurut Windy, keberhasilannya mengukir prestasi di ajang olahraga paling bergengsi di dunia itu tak lepas dari peran sang pelatih, Dirdja Wihardja. Pelatih angkat besi Indonesia itu tak pernah absen memberikan dukungan dan menyemangati Windy yang bertanding. Jangan patah semangat, itulah kalimat motivasi yang membuat Windy tak putus asa.

Atas prestasinya di Olimpiade Tokyo, Gubernur Jawa Barat siap memberi bonus Rp 300 juta. Saat berbincang dengan Windy via Instagram Live (25/07/2021), Kang Emil meminta Windy untuk menabung bonus tersebut dan diinvestasikan demi hari tua kelak.

Siapakah Windy?

Buah tak jatuh jauh dari pohonnya adalah peribahasa tepat yang menggambarkan kiprah Windy di dunia angkat besi. Sang Ibu, Siti Aisyah merupakan mantan atlet angkat besi di era 1980-an. Siti Aisyah aktif melatih bibit-bibit muda, salah satunya adalah putrinya sendiri.

Prestasi Siti Aisyah juga terbilang cemerlang. Ia menjadi lifter pertama Indonesia yang meraih medali perunggu pada World Weightlifting Championships tahun 1987 di Amerika Serikat. Siti Aisyah juga meraih medali perunggu di kejuaraan yang sama di tahun 1998.

Windy, kelahiran Bandung, 11 Juni 2002 ini telah tertarik dengan angkat besi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ia bergabung di klub angkat besi di bawah binaan mantan lifter Tanah Air Maman Suryaman, seperti dimuat Kompas.

Awalnya ia hanya menyaksikan sang ibu melatih kakaknya. Ya, ketiga anak Siti Aisyah ternyata mewarisi kecintaan ibu mereka kepada angkat besi. Ketinya memilih menjadi atlet angkat besi. Dua kakak Windy kini telah pensiun, menjadi wasit dan pelatih.

Sejak kecil, Windy sedemikian akrab dengan cerita sang ibu tentang kerja keras, kedisiplinan, pengorbanan, dan rasa bangga yang dirasakannya saat naik podium untuk pengalungan medali. Terlebih lagi bila menorehkan prestasi di negeri orang.

Siti Aisyah tak pernah mengatakan hal 'indah' tentang menjadi atlet profesional. Ia selalu mengingatkan anak-anaknya tentang tanggung jawab besar, apalagi jika membawa nama baik negara. Dibutuhkan latihan panjang yang melelahkan juga program pelatihan yang efektif demi mencapai tujuan. Intinya, tidak ada kata main-main.

Dan Windy begitu meresapi setiap kisah yang diceritakan sang ibu padanya. Ia rela untuk jarang bertemu keluarga, termasuk di hari raya Idul Fitri, karena sedang menjalani pelatnas. Ia tak banyak mengeluh. Tak heran bila berbagai prestasi telah ia ukir meski usianya kini masih belia, 19 tahun.

Mulai dari tingkat nasional, Windy menyabet tiga medali emas pada Kejuaraan Nasional PPLP tahun 2018, tiga medali emas di Kejuaraan Nasional Senior/ Junior Angkat Besi 2018, juga menjadi juara nasional pada Kejuaraan Nasional Angkat Besi 2019.

Keberhasilannya di tingkat nasional kemudian membawa Windy ke kancah internasional.

Pada Asian Games 2018 di Jakarta, Windy menyabet medali emas. Kemudian pada SEA Games 2019 di Filipina, ia juga membawa pulang medali emas. Windy juga meraih emas pada Asian Youth & Junior Weightlifting Championships 2019 di Pyongyang, Korea. Dan sebelum Olimpiade Tokyo, Windy meraih medali emas pada IWF Junior World Championships 2021 di Tashkent, Uzbekisten yang diadakan bulan Mei lalu.

Windy, generasi masa depan angkat besi Tanah Air ini bertekad untuk bisa mengikuti dua olimpiade lagi dan mengibarkan kembali Merah Putih di hadapan dunia.




Stella Christie, Ilmuwan Kognitif dan Guru Besar Tsinghua University yang Terpilih Jadi Wakil Menteri Dikti Saintek RI

Sebelumnya

Nicke Widyawati Masuk Fortune Most Powerful Women 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women