Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

PRO kontra mengenai Ivermectin sebagai obat Covid-19 masih ramai diperbincangkan oleh publik. Meski begitu, kemunculan obat anti-parasit ini patut dipertimbangkan.

Gurubesar FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Din Syamsuddin mengaku menyakini bahwa Ivermectin dapat menjadi secercah harapan untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi Covid-19.

Keyakinan itu ia sampaikan ketika menghadiri World Ivermectin Day secara virtual pada Minggu (25/7).

Kepada Kantor Berita Politik RMOL,  mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menyoroti berbagai hasil penelitian dari para ahli, termasuk paparan dari Chief Medical Officer of FLCCC Alliance, Dr. Pierre Kory.

Ia juga mengaitkan situasi ini dengan Hadist Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa setiap penyakit ada obatnya.

"Sebagai seorang bukan ahli kesehatan, saya meyakini bahwa obat yang ramai dibahas terakhir ini (Ivermectin) adalah obat yang dapat menjadi optional use atau pilihan untuk menyembuhkan pasien terpapar Covid-19," ujarnya.

Ivermectin merupakan obat untuk membasmi infeksi cacing parasit pada tubuh manusia dan hewan yang dikembangkan 40 tahun lalu oleh Prof. William Campbell dan Prof. Otoshi Omura. Keduanya telah dianugerahi Hadiah Nobel.

Baru-baru ini, beberapa negara melakukan uji coba penggunaan Ivermectin untuk mengobati pasien Covid-19.

Berdasarkan paparan dari Dr. Pierre Kory di depan Senat Amerika Serikat, uji coba memberikan hasil positif. Hasil serupa juga muncul saat uji coba di India, Ivermectin dapat menurunkan angka penderita Covid-19 varian Delta dengan drastis.

"Sehubungan dengan itu, saya mendorong para pakar kedokteran/kesehatan Indonesia untuk mengkajinya secara mendalam, kritis, dan objektif," saran Din Syamsuddin.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga meminta pemerintah untuk mempertimbangkan penggunaan Ivermectin sebagai pengganti vaksin yang dinilainya belum dapat mengatasi penyebaran Covid-19.

Selain diyakini ampuh melawan Covid-19, ia juga menambahkan, harga Ivermectin yang jauh lebih murah yaitu sekitar Rp 500, akan membantu negara untuk berhemat.

Dengan begitu, ia berharap agar pemerintah dapat memudahkan prosedur dan proses izin dari Ivermectin, termasuk bantuan pengiriman 1 juta pil Ivermectin dari luar negeri kepada Muhammadiyah.

Sebanyak 100 ribu pil dari total bantuan tersebut sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta sejak bulan lalu, namun belum dapat keluar.

Pihak Muhammadiyah berencana menyalurkan obat tersebut melalui Rumah Sakit Muhammadiyah yang tersebar di penjuru negeri untuk menangani pasien Covid-19.

"Saya tergerak untuk mengusulkan Ivermectin sebagai solusi tiada lain kecuali untuk kemaslahatan bangsa. Karena pil Ivermectin juga dapat dikonsumsi sebagai upaya pencegahan, maka saya sendiri memakainya," tutur Din Syamsuddin.

"Kiranya Pemerintah memudahkan upaya organisasi masyarakat utk menyehatkan kehidupan bangsa," pungkasnya.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News