Doa/ Net
Doa/ Net
KOMENTAR

SEBAGAI hamba, kita kerapkali memaksakan permintaan kita kepada Sang Khalik. Tak hanya terkait banyaknya permintaan yang masuk ke dalam bait-bait doa, tapi juga terkait waktunya. Ingin sesegera mungkin dikabulkan.

Karena itulah bila tak kunjung mendapat jawaban dari doa, kita pun marah. Bahkan merasa Allah tidak sayang pada kita. Sembari menggugat-Nya, mengapa orang lain yang—menurut kita—ibadahnya tidak segencar yang kita lakukan—seolah mendapatkan semua keinginannya.

Satu hal yang tidak kita cermati, jawaban Allah atas doa kita tidak selalu hadir dalam bentuk yang kita bayangkan. Ibarat pilihan kail atau ikan, siapa mendapat kail bukan berarti tidak mendapat rezeki. Kail mungkin bukan jawaban instan akan rezeki yang kita inginkan, namun kail menjadi sumber rezeki yang berkelanjutan, tidak hanya untuk hari ini.

Seperti dikutip dari tausiyah Founder Nasi Jumat Indonesia, Ustaz Andre Raditya dalam salah satu Kajian Kamis berikut ini.

Kita selama ini meminta sifat sabar kepada Allah dan beragam sifat yang baik. Dan sudah jadi mekanisme doa kalau dikabulkan, pasti yang diberikan bukan hasil, tapi peluang untuk mendapatkan hasil.

Kita minta sifat sabar... Allah berikan kesempatan melatih rasa sabar dengan ujian lewat orang-orang di sekitar kita.

Kita minta ikhlas... Allah sediakan keadaan dengan keikhlasan kita diuji, supaya kita belajar tahap demi tahap menuju ikhlas.

Kita minta didekatkan dengan orang-orang yang kita sayangi... Allah sediakan sedikit 'gesekan' agar kita makin mengerti diri mereka dan memahami betapa pentingnya mereka bagi kita.

Sadarkah kita, bahwa takdir Allah yang kita jalani adalah konsekuensi dari apa yang kita minta?

Dengan akal, manusia sejatinya adalah pemenang. Sayangnya, banyak manusia memilih untuk kalah. Enggan memanfaatkan akal yang dianugerahkan Allah hanya untuk manusia. Enggan menjadi mulia.

Orang yang kalah memilih untuk menyalahkan nasib. Merasa Tuhan tidak memberikan keadilan padanya. Ada yang pasrah dan menggantungkan keberlangsungan hidupnya dari kebaikan orang lain.

Sementara ada pula yang 'memaksakan' diri mengumpulkan harta dunia dengan berbuat licik dan jahat kepada sesama.

Allah memiliki asmaul husna Al Mujib, artinya Yang Maha Mengabulkan. Dengan kekuasaan-Nya, tak ada satu hal pun yang tak bisa Dia lakukan. Tak ada permintaan yang tak bisa Dia kabulkan. Jadi kita jangan pernah berburuk sangka.

Sebaliknya jika kita senantiasa memelihara baik sangka, kita akan mampu menaklukkan dunia.

Saat datang cobaan, kita menjadi sabar dan tegar. Ketika mendapati masalah dengan orang lain, kita menjadi pemaaf. Saat kehidupan terasa sulit, kita menjadi cerdas dan ulet. Kita tak akan marah, karena kita memahami makna terbesar di balik takdir yang digariskan Allah.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur