KOMENTAR

KASIH sayang orang tua sejatinya tulus diberikan kepada buah hati, baik ketika mereka masih kecil maupun telah dewasa. Namun acapkali orang tua berpandangan, jika anak sudah mampu melakukan sesuatu, meski usianya masih kanak-kanak, mereka sudah mandiri dan tak perlu lagi mendapat perhatian.

Kenyataannya, anak yang mandiri sekalipun tetap memerlukan perhatian sebagai bentuk kasih sayang Ayah Bunda. Jika tidak, maka ada dampak buruk yang muncul saat mereka besar nanti.

Utamanya pada anak perempuan, dampak buruk itu bisa berupa:

1. Menjadi pribadi yang keras
Anak perempuan yang kurang mendapat kasih sayang orangtua cenderung menjadi pribadi yang keras. Mereka akan memaksakan diri untuk berubah. Tujuannya hanya satu, yaitu mendapat perhatian orangtua.

Sedikit saja kesalahan dilakukan dan membuat Ayah Bunda tidak suka, maka ia tidak akan mentolerir hal tersebut.

2. Selalu menyalahkan diri sendiri
Atas kesalahan yang dilakukan, sehingga Ayah Bunda marah, maka si anak perempuan akan menyalahkan diri sendiri.

Yang ada di pikirannya, setiap orangtua pasti menyayangi anaknya. Namun ketika Ayah Bunda marah karena sesuatu hal, maka itu adalah kesalahan dari si anak.

3. Tidak bisa memahami emosinya
Agar selalu tampak baik di depan orangtua, agar selalu mendapatkan kasih sayang Ayah Bunda, maka anak akan menahan emosinya, baik marah ataupun sedih. Akhirnya, kecerdasan emosional anak terganggu.

Anak perempuan Ayah Bunda sulit untuk mengekspresikan emosi, bahkan tidak tahu bagaimana menyalurkan emosinya.

4. Mudah ditindas
Anak perempuan yang tinggal dalam keluarga yang kurang harmonis, cenderung menjadi pendiam dan tidak mampu berargumentasi, karena ia tidak tahu bagaimana melakukannya. Diam bagi mereka adalah hal paling baik dilakukan.

Namun keadaan tersebut justru mudah dimanfaatkan oleh teman-temannya. Ia akan mudah ditindas, karena bagi si anak untuk beradu argumentasi adalah hal yang tidak mungkin.

5. Rentan disakiti
Bagi anak perempuan yang terbiasa mendengar suara keras, yang terbiasa menerima ucapan kasar dan mendapat perlakuan buruk, akan menganggap biasa ketika mendapat perlakuan yang sama dari orang lain.

Baginya, perlakuan kasar orang lain adalah hal yang wajar. Sebab, ia terbiasa mendapatkannya.

6. Jadi "boneka"
Kekurangan yang selama ini dimiliki, seperti cenderung pendiam karena hal buruk dianggapnya biasa saja, atau tidak tahu bagaimana berekspresi dan menyalurkannya, membuat anak perempuan mudah dijadikan "boneka" orang lain.

Ia tidak bisa mengatur hidupnya, sehingga orang lain mudah masuk dan kemudian mengambil alih kemudi atas dirinya.

7. Sulit berteman
Anak yang tidak punya pendirian, ikut saja ke mana diminta, justru sulit sekali berteman. Sebab dalam pikirannya, berteman yang benar itu hanya menyakitkan, hanya akan mendapat cacian dan hinaan.

Mereka cenderung menutup diri dan memproteksi dirinya dari orang lain. Tidak mau keluar dari zona nyamannya sendiri.

8. Belajar bahwa cinta itu transaksional
Saat anak dewasa, ketika teman-teman seusianya sudah mendapat pasangan, anak perempuan yang tumbuh dengan kasih sayang yang kurang, justru berpandangan bahwa cinta itu sesuatu yang transaksional.

Harus ada sesuatu yang dikorbankan apabila ingin mendapat kebahagiaan. Ia akan melakukan apa saja agar pasangannya terus mengasihi. Inilah yang membuat si anak perempuan mudah diperdaya. Seperti dikutip dari @sahabat.parenting
    




Nilai Rapor Menurun, Berikut Cara Ayah Bunda Menegur Si Kecil Agar Termotivasi

Sebelumnya

Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua Saat Melepas Anak dari SD ke SMP

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting