Anak Akidi Tio, Heriyanti saat mengumumkan sumbangan Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19/Net
Anak Akidi Tio, Heriyanti saat mengumumkan sumbangan Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19/Net
KOMENTAR

KISAH dermawan Akidi Tio antiklimaks. Heriyanti, putri bungsunya, ditetapkan sebagai tersangka, Senin (2/8) siang oleh Polda Sumsel. Persis seminggu setelah dia mengumumkan akan menyumbang uang Rp 2 triliun untuk masyarakat Palembang yang terdampak Covid19, Senin (26/7).

Heriyanti tersangka dalam kasus penipuan terkait uang sumbangan Rp 2 triliun itu.

Siang tadi Heriyanti dijemput langsung oleh Direktur Intelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro. Sejumlah petugas mengiringi kedatangan Heriyanti di Mapolda Sumsel saat diamankan Senin (2/8).

Di tempat yang sama minggu lalu mendapat sanjungan karena mengumumkan sumbangannya yang fantastis. Bikin geger karena nominal uang sebanyak itu, kalau digelar, panjangnya bisa dari Aceh sampai Papua.

Polemik Sejak Awal

Sekadar mengingatkan, pengumuman sumbangan 2 T disampaikan dalam sebuah acara resmi di Gedung Promoter Polda Sumsel Lantai 3 Jl. Jend. Sudirman KMP,  Palembang, Sumsel, Senin (26/7) siang.

Acara itu dihadiri Gubernur Sumsel  H. Herman Deru, SH., MM, Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S, MM dan Danrem 044/Gapo Brigjen TNI  Jauhari Agus Suraji, S.I.P. S.Sos. Disaksikan pula oleh perwakilan seluruh pemuka agama.

Sejak pengumuman itu, polemik rasanya tidak pernah berhenti mengisi ruang publik.  Belum jelas apakah Prof DR dr Hardi Darmawan juga ikut diperiksa dan menjadi tersangka.

Dokter pribadi keluarga Akidi Tio ini paling aktif memberi keterangan pers. Meyakinkan kedermawanan Akidi Tio. Aktif menggambarkan sikap sederhana pasiennya yang tidak suka pamer. Membuat wartawan senior Dahlan pun ikut terharu. Mula- mula.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo juga ikut bicara melengkapi profil Akidi, menambah haru banyak orang.

"Akidi Tio pernah hidup di Palembang, usahanya mulai dari kecap, lalu punya pabrik kecap. Dia juga punya kelenteng di 10 Ulu dan beberapa tempat di Palembang. Dia yang punya Cipta Futura Sawit di Muara Enim," tulis Bambang, seperti disiarkan banyak media.

Cacat Data

Seperti yang saya tulis sebelumnya (Baca: Fenomena Akidi Tio & Wartawan Zaman Now) sejak disiarkan pertama kali secara serempak oleh media, berita itu memang mengandung cacat data. Tidak ada ulasan  profil usaha Akidi Tio yang mendukung sumbangannya yang amat besar. Nama anaknya, nama perusahaanya, tinggal di mana, tidak digali.

Padahal, nominal sumbangan seperti telah ditulis membuat siapapun berdecak kagum. Pengusaha Peter F. Gontha pun takjub.

"Luar biasa. Mungkin baru terjadi pertama kali di dunia. Orang-orang terkaya dunia seperti Jeff Bezos (Amazon), Elon Musk (Tesla) Bill Gates (Microsoft), Warren Buffet pun belum pernah melakukan (menyumbang uang) sebesar itu, kecuali  melalui Yayasan untuk kepentingan Pajak,“ tulis pelopor televisi swasta di Indonesia itu di laman FB nya.

Fenomena Akidi Tio memang bikin banyak orang terharu. Awalnya, tetapi kemudian perasaan haru itu sirna seiring dengan banyaknya temuan kejanggalan. Hingga pada puncaknya hari ini, itu bohong belaka alias "prank”.

Kisah Ratu Markonah

Baru tadi pagi saya menulis, karena mengikuti misteri uang 2 T, wajar kalau memori kembali "memanggil" kisah-kisah "prank" yang pernah terjadi di Indonesia. Sejak zaman Bung Karno hingga Jokowi sebagai Presiden RI ke 7.

Tahun 50 an Bung Karno pernah kena prank menerima Raja Idrus dan Ratu Markonah yang mengaku Suku Anak Dalam Jambi di Istana Negara. Tamu negara itu disambut istimewa. Meriah. Pakai pengalungan bunga segala.

Koordinator pagar bagus dan pagar ayunya Aktor Zainal Abidin dan Aktris Dahlia.

"Zainal Abidin cerita sama saya," ungkap aktor Anwar Fuady.

Kisah itu dicatat dalam sejarah sebagai peristiwa yang memalukan Proklamator kita. Ternyata, Raja Idrus hanya pengayuh becak tukang becak. Sedangkan Markonah seorang PSK.

Di zaman Pak Harto kasus sejenis dikenal sebagai skandal "Bayi Ajaib". Kreasi Tjoet Zahara Fonna. Bayi dalam kandungannya bisa bicara dan mengaji. Gegerlah masyarakat se-Indonesia. Wapres Adam Malik pun kena prank itu.

Ternyata "Bayi Ajaib" adalah modus penipuan pertama kali di Tanah Air yang menggunakan perangkat teknologi baru pada masanya. Yaitu tape recorder. Alat itu ditaruh pelaku di perutnya. Ditutup dengan baju hamil yang tebal.

Dulu ada juga kasus tukang pijat berbuah dana hibah. Serta geger  harta karun di Istana Batu Tulis.  
Syukurlah kasus  Akidi Tio hanya  dalam waktu seminggu bisa terungkap. Dibandingkan heboh Raja Idrus dan Ratu Markonah dulu. Berbulan-bulan menjadi buah bibir masyarakat. Sampai seorang musisi terinsiprasi mengarang lagu khusus "Raja Idrus" mengenang peristiwa itu di tahun 1970-an. Lagunya sempat hits dinyanyikan oleh Tetty Kadi. Begini liriknya:

…Terkenal di Ibukota
Si Raja Idrus Hanya sebulan bertahta
Masuk penjara
Raja Idrus, Raja Idrus
Berniat menjadi orang kaya
Sabdanya perlu bantuan
Dari setiap orang kaya

Mengaku turunan raja
Entah raja dari mana
Rupanya Si Idrus penipu jenak

Idrus jenaka Idrus jenaka


Saya kasihan saja pada budayawan Jaya Suprana dan pelukis ternama Hardi. Jaya Suprana sejak hari pertama sudah siapkan penghargaan MURI untuk ahli waris Akidi Tio.

Sedangkan Hardi sudah menyiapkan beberapa lukisan sketsa wajah Akidi Tio. Sebentar. Oh, iya salah. Yang dilukis Hardi ternyata wajah Hardi Darmawan, dokter pribadi Akidi Tio. Itu saking terharunya.

Untung semalam Gemala Hatta mengingatkan itu karena kebetulan Prof Hardi sahabat putri Proklamator Bung Hatta.

Penulis adalah wartawan senior




Menteri PANRB Rini Widyantini: Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan untuk Menciptakan Kesetaraan Gender dan Lingkungan Kerja Inklusif di Sektor Pemerintahan

Sebelumnya

Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News