DINYATAKAN sembuh dari Covid-19 ternyata masih menyisakan kewaspadaan bagi para penyintas.
Salah satu hal yang ditanyakan banyak orang adalah ihwal tubuh yang terasa capek terus-menerus padahal sudah dinyatakan sembuh dari Covid sejak beberapa bulan sebelumnya. Tak jarang kondisi tersebut membuat orang-orang meragukan kesembuhan mereka.
Menurut dr. Samuel Pola Karta Sembiring, dokter umum di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sekaligus pegiat edukasi Covid-19, kelelahan atau fatigue merupakan kondisi paling sering yang dirasakan para penyintas Covid-19.
Menurut studi Prevalence of fatigue in patients post Covid-19 (Shendy, 2021), sebanyak 64,2% penyintas Covid-19 masih merasakan kelelahan setelah satu bulan dari pertama kali merasakan gejala.
Sementara dalam studi lain—Persistent fatigue following SARS-CoV-2 infection is common and independent of severity of initial infection (Towsend L et.al, 2020), angka tersebut berkisar antara 44 – 69,6%.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa kelelahan berdampak besar bagi kehidupan profesional penyintas Covid-19. Dalam urusan pekerjaan, mereka menjadi kurang produktif. Akibatnya, sekitar 31% penyintas tidak kembali ke pekerjaan mereka.
Berdasarkan Covid-19 Rapid Guideline: Managing the long term effects of Covid-19 yang dikeluarkan National Institute for Health and Care Excellence (NICE), jika kelelahan masih dialami seorang penyintas hingga empat minggu lebih sejak gejala awal Covid-19, keluhan tersebut disebut post acute Covid-19 syndrome (PACS), post viral fatigue syndrome, atau yang lebih dikenal sebagai long covid.
Diketahui bahwa para penyintas SARS dan MERS juga merasakan kelelahan berkepanjangan meski telah dinyatakan sembuh.
Menurut dr. Sam yang juga menekuni bidang IT ini, belum diketahui penyebab pasti dari kelelahan tersebut. Diduga, hal itu terjadi akibat respons inflamasi terhadap kerusakan yang disebabkan virus SARS-CoV-2. Efek inflamasi tersebut masih bisa dirasakan sekali pun virus sudah tidak ada dan sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Selain itu, faktor kesehatan mental penyintas yang kerap dibayangi rasa cemas dan stres juga bisa meningkatkan potensi terjadi kelelahan. "Keluhan ini tidak hanya dirasakan oleh penyintas Covid berat tapi juga dikeluhkan oleh penyintas Covid ringan," tulis dr. Sam dalam akun Instagram @doktersam.
Untuk memulihkan kondisi penyintas dari rasa lelah yang mendera, berikut ini beberapa tips yang direferensikan Management of post-acute Covid-19 in primary care (T Greenhalgh, 2020) dan Fatigue after Covid-19 yang dimuat Health Service Executive (HSE).
- Mengonsumsi makanan bernutrisi.
- Melakukan olahraga ringan dan rutin. Bisa dengan jalan santai 150 menit per minggu serta latihan otot seperti push up dan sit up di rumah tiga kali per minggu.
- Membatasi konsumsi kopi dan minuman beralkohol.
- Menyetop merokok.
- Mengelola mood, kecemasan, dan stres dengan bijak.
Dengan banyaknya keluhan pada pekerja, dr. Sam juga memberikan strategi bagi penyintas Covid-19 yang mengalami kelelahan.
Pertama, bekerjalah dengan seimbang, tenang, dan tidak terburu-buru. Jika kita bekerja tergesa-gesa bahkan memaksakan multitasking, akan sulit untuk bisa terbebas dari kelelahan. Jika kita harus menyetir kendaraan, berhati-hatilah. Segera menyepi dan beristirahat saat lelah mulai terasa.
Kedua, tidak perlu memaksakan diri mengerjakan semua tugas saat tubuh memiliki banyak energi. Hal itu justru membuat tubuh cepat lelah dan harus beristirahat lebih lama. Dengan bekerja dalam ritme yang stabil (tidak tergesa-gesa), kita tidak merasa cepat lelah.
Ketiga, segera berkonsultasi dengan dokter jika pekerjaan menuntut kita untuk bekerja cepat dan berat. Pastikan kondisi kita pada dokter spesialis fisik dan rehabilitasi medik. Bila kelelahan serta stres tak kunjung mereda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater untuk pemulihan.
KOMENTAR ANDA